Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuatal II 2024 tumbuh sebesar 5,05 persen secara tahunan (yoy). Angka ini lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu 5,17 persen dan melambat dibandingkan kuartal I 2024 sebesar 5,11 persen.
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Moh. Edy Mahmud mengatakan, nilai Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku (ADHB) Indonesia hingga kuartal II 2024 mencapai Rp5.536,5 triliun dan atas dasar harga konstan (ADHK) Rp3.231 triliun.
Sementara itu, secara quartal to quartal (qtq) nilai PDB atas dasar harga berlaku (ADHB) sebesar Rp5.288,5 triliun dan atas dasar harga konstan (ADHK) Rp3.113 triliun.
Baca juga: Faisal Basri Sindir Ambisi Prabowo Soal Target Ekonomi 8 Persen
“Secara qtq, pertumbuhan pada triwulan II 2024 tumbuh sebesar 3,79 persen, pertumbuhan ini sejalan dengan pola musiman yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya yaitu lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan I 2024. Secara yoy, ekonomi triwulan II 2024 tumbuh sebesar 5,05 persen lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 5,17 persen,” ujar Edy dalam konferensi pers, Senin, 5 Agustus 2024.
Secara tahunan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2024 menurut lapangan usaha, dengan kontribusi terbesar terhadap ekonomi, yakni industri pengolahan, pertanian, perdagangan, konstruksi dan pertambangan.
“Kelima lapangan usaha tersebut memberikan kontribusi kepada PDB sebesar 63,70 persen,” katanya.
Adapun, lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi adalah akomodasi dan makan minum tumbuh 10,17 persen, di dorong oleh adanya event berskala nasional maupun internasional, seperti MICE, musik hingga olah raga.
Kemudian, menurut pengeluaran pertumbuhan ekonomi secara yoy di triwulan II 2024, didorong oleh konsumsi rumah tangga yaitu tumbuh sebesar 4,93 persen, di topang oleh perayaan hari besar keagamaan seperti Idul Fitri, Waisak, Kenaikan Isa Al Masih dan Iduladha.
Baca juga: Perbankan Harus Lebih Agile Hadapi Tantangan dan Peluang Ekonomi Masa Depan
“Serta, peningkatan mobilitas masyarakat selama periode libur hari besatr keagamaan dan libur sekolah,” jelasnya.
Sementara itu, PMTB tumbuh sebsar 4,43 persen, didorong oleh peningkatan realisasi investasi PMA dan PMDN dan peningkatan belanja modal pemerintah.
“Selanjutnya, komponen ekspor juga tumbuh didoerong oleh pertumbuhan ekspor migas dan nonmigas, serta ekspor jasa,” imbuhnya. (*)
Editor: Galih Pratama