Jakarta – Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menuduh Amerika Serikat (AS) menjadi kaki tangan langsung dalam konflik perang Israel dan Palestina. Ia menuduh Negeri Paman Sam itu rutin memasok senjata perang ke Israel.
“Itu pula yang terjadi di Ukraina,” kata Lavrov pada debat terbuka Dewan Keamanan PBB yang membahas Timur Tengah, dikutip VOA Indonesia, Kamis, 18 Juli 2024.
Ia mengatakan, selama ini pihak AS berada dalam barisan terdepan Israel dengan memasok senjata perang. Padahal jika dukungan itu berhenti, maka pertumpahan darah akan berhenti.
Baca juga : AS Kucurkan Bantuan Perang untuk Israel, Ukraina dan Taiwan, Nilainya Segini
“Namun, AS tidak mau atau tidak bisa melakukannya,” tegasnya.
“Jelas, yang dikedepankan bukan menyelamatkan nyawa manusia, tetapi manuver yang memungkinkan tingkat popularitas (Biden) naik dalam kampanye pemilu,” tambahnya.
Lanjutnya, serangan Hamas ke Israel pada 2023 memang tidak dapat digunakan sebagai pembenaran atas tindakan Israel sekarang ini. Namun, dirinya menyerukan gencatan senjata permanen.
Sebelumnya, pada April 2024, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengucurkan dana bantuan perangkepada Israel senilai $26 miliar yang dialokasikan untuk perang menghadapi Hamas di Gaza.
Baca juga : Daftar Produk Terafiliasi Israel Populer di RI, Nomor 3 Sering Dipakai Cari Jalan
Paket bantuan perang ini pun disambut baik oleh para pejabat Israel. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Israel akan meningkatkan upayanya dalam memerangi Hamas.
“Dalam beberapa hari ke depan, kami akan meningkatkan tekanan politik dan militer terhadap Hamas. Ini adalah satu-satunya cara untuk membebaskan para sandera dan mencapai tujuan kami,” tegasnya
Sejumlah pejabat Israel mengatakan, paket bantuan perang dari Amerika Serikat tersebut akan digunakan untuk mengisi ulang persenjataan anti-rudal Iron Dome yang memakan biaya sekitar $100.000 untuk setiap satu buah amunisinya. (*)
Editor : Galih Pratama