Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi belanja bantuan sosial (bansos) hingga Mei 2024 senilai Rp70,5 triliun. Gelontoran anggaran tersebut naik 12,7 persen secara tahunan (yoy), dibandingkan tahun lalu sebesar Rp62,5 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan kenaikan realisasi belanja bansos ini utamanya dipengaruhi oleh penyaluran bansos Kartu Sembako untuk dua bulan sekaligus, yakni pada Mei dan Juni 2024.
“Untuk belanja bantuan sosial ini mencapai Rp70,5 triliun lebih besar dari belanja modal. Dan ini artinya terjadi kenaikan 12,7 persen dibandingkan bansos tahun lalu yang sebesar R 62,5 triliun,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTA, dikutip, Jumat, 28 Juni 2024.
Baca juga: Pendapatan Seret, APBN per Mei 2024 Defisit Rp21,8 Triliun
Adapun pemanfaatan belanja bansos ini dilaksanakan oleh Kementerian Sosial (Kemensos) sebesar Rp37,4 triliun. Diantaranya digunakan untuk penyaluran Program Keluarga Harapan (PKH) bagi 10 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM), dan Kartu Sembako untuk 18,7 juta KPM.
Selain itu, di Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebesar Rp19,3 triliun. Utamanya untuk membantu keluarga dan individu yang tidak mampu sebanyak 96,8 juta peserta dari BPJS Kesehatan.
Kemudian, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) sebesar Rp11,9 triliun. Bansos ini untuk bantuan Program Indonesia PIntar (PIP) kepada 8,8 juta siswa, dan KIP Kuliah bagi 766,7 ribu mahasiswa.
Baca juga: Heboh Korban Judi Online Bisa Jadi Dapat Bansos, Begini Tanggapan OJK
Sementara, untuk Kementerian Agama sebesar Rp1,6 triliun dalam bentuk PIP dan KIP. Bagi sekolah berbasis agama sebanyak 1,5 juta untuk siswa PIP dan 47.000 mahasiswa untuk KIP Kuliah.
“Sedangkan bantuan bantuan sosial akibat daerah atau masyarakat yang mengalami bencana alam itu ada Rp100 miliar yang sudah dicairkan,” ungkapnya. (*)
Editor: Galih Pratama