Jakarta – Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (Wamen BUMN), Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan kabar terbaru soal rencana masuknya investor strategis dari PT Bank Syariah Indonesia Tbk. atau BSI (BRIS).
Pria yang akrab disapa Tiko ini mengatakan bahwa bakal ada penambahan kepemilikan saham publik BSI. Pasalnya, private investor dari Timur Tengah disebut belum ideal.
“BSI kita mungkin tambah kepemilikan porsi publiknya, karena memang private investor di Timut Tengah belum ada yang ideal jadi kita akan dorong float di lokal,” ujar Tiko kepada wartawan di Hotel Fairmont Jakarta, Selasa, 21 Mei 2024.
Baca juga: Abu Dhabi Islamic Bank Mau Caplok 15 Persen Saham BSI, Bos BNI Bilang Begini
Lebih lanjut, Tiko menyebut dari kepemilikan saham, BSI sudah memiliki saham Dwiwarna yang mana merupakan saham yang dimiliki khusus oleh Negara Republik indonesia. Dengan demikian, saham BSI sudah dimiliki oleh pemerintah.
“Sudah ada saham Dwiwarna. Jadi sebenarnya efektif sudah kita kontrol melalui saham Dwiwarna kita,” ungkapnya.
Sebelumnya, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) dikabarkan akan diakuisisi oleh Abu Dhabi Islamic Bank (ADIB). Menurut laporan Reuters, ADIB menyiapkan dana sekitar USD1,1 miliar untuk mencaplok 15 persen saham BRIS dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI).
Diketahui, pemegang saham dari BRIS di antaranya terdiri dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 50,83 persen, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 24,85 persen, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 17,25 persen. Sisanya adalah pemegang saham yang masing-masing di bawah 5 persen.
Baca juga: RUPST BSI Rombak Pengurus, Ini Susunan Komisaris dan Direksi Terbaru
Merespons kabar akuisisi saham BSI tersebut, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar, salah satu pemegang saham BRIS mengatakan bahwa pihaknya belum ada rencana secara konkret mengenai akuisisi ADIB dan BRIS.
“Kita belum ada rencana yang konkret,” kata Royke saat dihubungi Infobanknews, Jumat, 19 April 2024. (*)