Jakarta – Hasil dari Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Otoritas Jasa Keuangan 2022 menunjukkan bahwa indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia sebesar 49,68 persen. Angka ini naik dibanding 2019 yang hanya 38,0 persen. Meski begitu, masih terdapat gap (perbedaan) dengan tingkat inklusi keuangan yakni 85,1 persen.
Sementara itu, berdasarkan survei yang dilakukan Let’s Invest Girls (LIG) terhadap 150 remaja putri dari 26 SMA/SMK di 4 kota, yaitu Bogor, Jakarta, Medan, dan Sidoarjo juga mengindikasikan bahwa hanya 23 persen dari mereka memahami cara mengelola keuangan.
Namun, hampir 80 persen siswi telah mendapatkan uang bulanan dari orang tuanya dengan rata-rata jumlah bervariasi, mulai dari Rp100 ribu hingga Rp800 ribu.
Baca juga: Gap Literasi dan Inklusi Keuangan Masih Tinggi, Ini yang Perlu Dilakukan
Inisiator LIG, Elvera N. Makki mengatakan, akibatnya sebagian besar dari mereka kesulitan menabung, dan sangat kurang memahami pentingnya investasi.
“Mereka juga belum sepenuhnya memahami perbedaan keinginan dan kebutuhan, serta arti penting menentukan tujuan finansial,” ujar Elvera dalam keterangan tertulisnya dikutip Jumat (26/4).
Menurutnya, data ini menjadi pendorong utama bagi LIG untuk meningkatkan program literasi keuangan yang ditujukan khusus untuk remaja puteri, sebagai kelompok yang memiliki peran penting dalam pengelolaan keuangan.
“Tidak hanya untuk diri mereka sendiri, tetapi juga dalam persiapan karier dan kehidupan berkeluarga di masa depan. Oleh karena itu, penting bagi mereka untuk memiliki pemahaman dan pengetahuan finansial yang praktis sejak dini,” lanjut Elvera.
“Program ini bertujuan untuk menginspirasi mereka membangun masa depan yang cerah, menghadapi tantangan dengan keberanian, dan menjadi pemimpin yang tangguh dalam kehidupan mereka. Dengan dukungan dari mentor dan fasilitator yang berpengalaman, kami yakin program ini akan membuka jalan bagi pertumbuhan dan pemberdayaan perempuan muda Indonesia,” lanjut Elvera.
Baca juga: OJK-Kemendagri Bersinergi Tingkatkan Literasi dan Inklusi Keuangan Lewat TPAKD
Dalam sesi literasi keuangan, LIG tidak hanya membahas konsep dasar tentang uang, tetapi juga menggali bagaimana investasi dapat melindungi keuangan dari inflasi, membedakan keinginan dan kebutuhan, serta membantu mencapai tujuan keuangan dengan lebih efisien.
“Dan yang paling penting, bagaimana cara perempuan mengontrol masa depan finansial mereka,” imbuhnya.
Adapun LIG mengadakan program workshop keliling Indonesia bertema ‘The Power from Within’ sejak 2022 dan akan terus digiatkan ke berbagai kota di Indonesia. Ini juga dikombinasikan dengan pelatihan dan webinar secara daring bagi remaja puteri dan perempuan muda usia 15-25 tahun. (*) Alfi Salima Puteri