Nusa Dua–Gubernur Bank Indonesia dan 10 pimpinan bank sentral lain se-Asia Pasifik menggelar pertemuan tingkat tinggi pada Minggu 31 Juli hingga, Senin 1 Agustus 2016 di Nusa Dua, Bali. Pertemuan tersebut dalam rangka kegiatan Executive’s Meeting of Asia Pacific Central Banks (EMEAP) Governor’s Meeting 2016. Tema EMEAP tahun ini adalah Managing Stability And Growth Under Economic and Monetary Divergence.
EMEAP merupakan kerja sama antarbank sentral dan otoritas moneter wilayah Asia Timur dan Pasifik yang bertujuan untuk memperkuat hubungan kerja sama di antara anggotanya. Anggota EMEAP yaitu Bank Indonesia, Reserve Bank of Australia, People’s Bank of China, Hong Kong Monetary Authority, Bank of Japan, The Bank of Korea, Bank Negara Malaysia, Reserve Bank of New Zealand, Bangko Sentral ng Pilipinas, Monetary Authority of Singapore serta Bank of Thailand.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Internasional Bank Indonesia Aida S. Budiman mengatakan, pertemuan tersebut merupakan pertemuan rutin. Dalam pertemuan ini, Bank Indonesia memiliki misi khusus untuk membawa suara negara berkembang karena suara negara berkembang belum terlalu didengar. Sementara ekonomi negara berkembang sangat terpengaruh oleh kebijakan-kebijakan negara maju.
“Kita konsisten menyuarakan emerging market, bahwa bila emerging market tidak dibantu, maka ekonomi global juga akan terpengaruh,”kata Aida, Sabtu 30 Agustus 2016.
Dalam rangkaian kegiatan itu, Bank Indonesia juga akan menggelar seminar bersama dengan Federal Reserve Bank of New York yang akan digelar Senin, 1 Agustus 2016. Diskusi akan mengangkat isu-isu mengenai pengelolaan stabilitas dan pertumbuhan di tengah divergensi kebijakan ekonomi dan moneter yang diambil oleh negara-negara ekonomi utama di dunia. Gubernur Bank Indonesia, Agus D.W Martowardojo akan memberikan sambutan pembukaan sekaligus keynote address. Selanjutnya, Presiden of Federal Reserve Bank of New York, William C. Dudley akan menyampaikan keynote address sesuai dengan tema seminar. (*)
Editor: Paulus Yoga