Jakarta – Tiga paramedis dari Komunitas Kesehatan Islam Hizbullah di Lebanon Selatan tewas dalam sebuah serangan udara yang dilancarkan jet tempur milik Israel yang menyerang pusat ambulans di kota Odaisseh.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan Lebanon, dua paramedis lainnya ikut terluka dalam serangan tersebut.
Sementara itu, beberapa jam setelah serangan tersebut pihak Hizbullah langsung membalas dan menewaskan sedikitnya satu pekerja asing di Israel utara.
Baca juga : Tewaskan Komandan Militan, Hizbullah Serang Balik Pangkalan Militer Israel
Melansir laporan VOA Indonesia, Selasa (5/3), serangan tersebut terjadi saat utusan khusus AS Amos Hochstein tiba di Beirut untuk bertemu dengan para pejabat Lebanon.
Ia meminta kedua belah pihak agar menahan diri di sepanjang wilayah perbatasan Israel dan Lebanon, ketika perang yang tengah berlangsung di Gaza sehingga memicu kekhawatiran akan konflik yang lebih luas di Timur Tengah
Sebagaimana diketahui, Israel dan Hizbullah yang berbasis di Lebanon telah terlibat dalam baku tembak yang melintasi perbatasan selama perang tersebut. Hizbullah sendiri merupakan sekutu Hamas.
“Eskalasi kekerasan bukanlah kepentingan siapa pun, dan tidak ada perang terbatas,” katanya.
Baca juga : Solidaritas Palestina, Hizbullah Siap Tingkatkan Kekuatan Militer Lawan Israel
Sebelumnya, pada hari Senin, Wakil Ketua Hizbullah Naim Kassem menegaskan kembali bahwa kelompok milisi yang didukung Iran itu, yang bertindak untuk mendukung Palestina dan Hamas, akan menghentikan serangannya terhadap Israel setelah serangan Gaza berakhir.
“Hentikan serangan terhadap Gaza dan perang akan berakhir di wilayah tersebut,” kata Kassem pada hari Senin dalam pidatonya di markas Hizbullah di selatan Beirut yang dihadiri oleh ulama Muslim dari beberapa negara di kawasan itu.
Adapun Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan tidak akan ada penghentian tindakan Israel terhadap Hizbullah meskipun gencatan senjata di Gaza berhasil dicapai. (*)
Editor: Galih Pratama