Jakarta – PT Primacom Interbuana (Primacom) dan OttoDigital Group resmi mengadakan kerja sama untuk memperkuat ekosistem digital untuk lingkup pesantren. Prosesi tanda tangan kerja sama dilangsungkan pada Kamis, 22 Februari 2024.
Primacom sendiri merupakan perusahaan yang bergerak di pelayanan telekomunikasi digital. Sementara OttoGroup adalah perusahaan yang menyediakan jasa pembayaran digital.
Menurut Wakil Direktur Utama Primacom, Suryono Hidayat, yang melatarbelakangi kerja sama ini adalah tingginya populasi Muslim di Indonesia, yang menurut data, jumlahnya mencapai 240 juta jiwa pada 2023 silam. Ini dibarengi pula dengan jumlah pesantren sebanyak 39 ribu di tahun yang sama.
Namun di saat yang sama, pangsa pasar untuk keuangan syariah, seperti bank syariah, masih kecil. Suryono bahkan mengungkapkan, kalau Primacom bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memperkenalkan bank syariah.
Baca juga: Dorong Islamic Ecosystem, Peserta Talenta Wirausaha BSI Diperluas Hingga Pesantren
“Kami bekerja sama dengan OJK selama 8 tahun, mengembangkan yang namanya IB Vaganza atau Islamic Banking Vaganza. Kita beberapa kali keliling ke kota-kota, sosialisasi perbedaan bank konvensional dan bank syariah,” tutur Suryono.
Pesantren, menurut Suryono, juga memerlukan bantuan dalam segi ekosistem digital agar bisa tersambung terhadap dunia luar. Hal serupa juga diungkapkan oleh CEO OttoDigital, Theodorus Wiryawan. Ia juga hendak membantu lingkungan pesantren agar bisa segera terdigitalisasi.
Theodorus mengatakan, OttoDigital sudah berperan membantu banyak Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk terdigitalisasi. Ia berujar, pengenalan ekosistem digital harus sedini mungkin. Theodorus juga percaya kalau digitalisasi di ruang lingkup pesantren akan memperbaiki ekosistem mereka.
“Kami yakin, bahwa pondok pesantren sebagai titik awal dalam pembentukan karakter dan kontribusi penting dalam mencerdaskan bangsa, sehingga inovasi ekosistem digital akan dihadirkan dalam bentuk yang sederhana untuk kegiatan sehari-hari. Jadi, digital bukan menjadi barang mewah, melainkan the way of life,” kata Theodorus.
Digitalisasi ini didukung oleh pihak pesantren. Salah satunya oleh Ketua Dewan Pengawas & Inisiator Digitalisasi Pesantren Nash-MARI, Asep Januarsah. Menurutnya, keberadaan teknologi digital ini bisa membantu santri dan wali santri untuk mengatur keuangan mereka.
Baca juga: Begini Cara BRI Dorong Ekosistem Digital di Lingkungan Pesantren
Kiai dan petinggi pesantren yang terbuka dalam menerima keberadaan digitalisasi ini juga disyukuri Asep. Pasalnya, jika mereka menolak, maka ekosistem pesantren tidak akan memperoleh kemudahan yang ditawarkan teknologi digital.
“Secanggih apapun teknologinya, kalau pemilik atau kiainya tidak mengizinkan, ya nggak akan jalan juga,” terang Asep.
Ke depannya, Primacom dan OttoDigital berpeluang membuka kerja sama dengan stakeholder lain yang berminat bekerja sama dalam mengembangkan dan memeratakan digitalisasi di Indonesia. (*) Mohammad Adrianto Sukarso