Jakarta – Posisi bank-bank kecil yang berada di kelompok bank dengan modal inti (KBMI) 1 atau bank dengan modal inti sampai dengan Rp6 triliun sepertinya sedang terjepit. Kinerja mereka, secara umum relatif tak secemerlang bank-bank kelompok lainnya.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per November 2023, secara kolektif 66 bank di KBMI 1 membukukan aset Rp1.372,44 triliun. Secara tahunan, aset itu tumbuh minus 2,56 persen. Sementara industri bank umum yang dihuni 105 bank mencatatkan pertumbuhan aset 5,09 persen atau menjadi Rp11.427,96 triliun.
Pertumbuhan aset tertinggi dicetak oleh bank-bank KBMI 2, yakni sebesar 12,91 persen atau menjadi Rp1.543,57 triliun. Setelahnya, menyusul bank-bank KBMI 4 dengan pertumbuhan aset 5,41 persen atau menjadi Rp5.742,33 triliun. Diikuti, bank-bank KBMI 3 dengan pertumbuhan aset 4,44 persen atau menjadi Rp2.769,61 triliun.
Baca juga: Ditopang Pembiayaan dan Dana Murah, Laba BSI Melesat 33,8 Persen jadi Rp5,7 Triliun
Dari sisi market share, di posisi November 2023 itu, bank-bank KBMI 1 menggenggam pangsa aset 12,01 persen. Pangsa aset itu menyusut dibandingkan November 2022 yang sebesar 12,95 persen. Adapun bank-bank KBMI 2, pangsa asetnya meningkat dari 12,57 persen di November 2022 menjadi 13,51 persen di November 2023.
Sementara bank KBMI 3 dan 4, pangsa asetnya juga mengalami penurunan, masing-masing dari 24,36 persen dan 50,55 persen menjadi 24,24 persen dan 50,25 persen.
Aset bank-bank kecil yang tergerus, antara lain disebabkan oleh fungsi intermediasi kelompok bank ini yang berjalan melambat. Di November 2023, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) bank-bank KBMI 1 tercatat tumbuh minus 5,46 persen atau menjadi Rp941,79 triliun. Sedangkan penyaluran kredit terkontraksi 0,63 persen atau menjadi Rp755,14 triliun.
Kinerja fungsi intermediasi bank-bank KMBI 1 itu berada di bawah rata-rata industri bank umum, pada periode yang sama. Tercatat DPK industri bank umum tumbuh 3,04 persen atau menjadi Rp8.216,21 triliun dan kredit tumbuh 9,67 persen atau menjadi Rp7.038,55 triliun.
Adapun bank-bank KBMI 2 terlihat lebih baik dalam menjalankan fungsi intermediasi. DPK dan kredit tumbuh 8,87 persen dan 15,97 persen. Hal yang sama juga dialami bank-bank KBMI 3 dan KBMI 4. Masing-masing pertumbuhan DPK dan kreditnya adalah 2,49 persen dan 7,05 persen (KBMI 3) dan 4,06 persen dan 12,07 persen (KBMI 4).
Baca juga: Adu Laba BRI, Mandiri, BCA dan BNI Sepanjang 2023, Siapa Juaranya?
Meski mengalami tekanan di sisi dana dan kredit, tapi dari sisi profitabilitas, bank-bank mini masih bisa mencetak cuan yang lumayan tebal. Laba bank-bank KBMI 1 tercatat melesat 69,20 persen atau menjadi Rp12,70 triliun. Pertumbuhan laba ini menjadi yang tertinggi dari seluruh kelompok bank sekaligus di atas rata-rata industri bank umum yang tercatat 18,15 persen.
Ciamiknya kinerja laba bank-bank KBMI 1 disokong oleh pendapatan bunga bersih yang mengembang 10,10 persen. Di lain sisi, juga terjadi peningkatan efisiensi, di mana BO/PO bank-bank KBMI 1 menurun dari 92,28 persen di November 2022 menjadi 87,74 persen. (*) Ari Nugroho