Jakarta – Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (30/1) indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali dibuka terkoreksi ke level 7.150,49 atau melemah 0,09 persen dari level 7.157,17.
Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan IHSG hari ini, sebanyak 289 juta saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 21 ribu kali, serta total nilai transaksi tercatat mencapai Rp149 miliar.
Kemudian, tercatat terdapat 105 saham terkoreksi, sebanyak 134 saham menguat dan sebanyak 251 saham tetap tidak berubah.
Baca juga: IHSG Diprediksi Menguat, Berikut Katalis Pendukungnya
Sebelumnya, Head of Retail Research Analyst BNI Sekuritas, Fanny Suherman melihat bahwa IHSG secara teknikal hari ini berpotensi kembali bergerak menguat.
“Dengan level resistance 7.180-7.225 dan level support 7.100-7.135,” ucap Fanny dalam risetnya di Jakarta, 30 Januari 2024.
Pada perdagangan kemarin (29/1) bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street ditutup lebih tinggi pada awal perdagangan pekan ini jelang keputusan The Fed AS dan musim rilisnya laporan keuangan kuartal IV-2023 saham-saham di bursa AS, dengan Dow Jones menguat 0,59 persen, begitu juga S&P 500 naik 0,76 persen, dan Nasdaq melesat 1,12 persen.
Sementara itu, Federal Open Market Committee (FOMC) akan memulai pertemuan kebijakan dua hari pada hari ini (30/1) yang juga akan menjadi perhatian investor.
Di sisi lain, bursa Asia-Pasifik ditutup kompak menguat pada perdagangan kemarin, dengan indeks Nikkei 225 menanjak 0,77 persen, Topix melesat 1,27 persen, Hang Seng menguat 0,78 persen, ASX 200 bertambah 0,31 persen, dan KOSPI melonjak 0,89 persen.
Baca juga: Investor Pasar Modal Diyakini Tumbuh 10 Persen, Ini Sederet Pendorongnya
Selain itu, pekan ini investor akan memantau rilis data ekonomi seperti angka aktivitas pabrik China periode Januari dan angka inflasi kuartal IV-2023 Australia dan agenda penting seperti data inflasi dan keputusan suku bunga bank sentral AS.
Adapun, investor di Asia-Pasifik akan memantau beberapa rilis data ekonomi pada pekan ini seperti angka aktivitas pabrik China periode Januari dan angka inflasi kuartal IV-2023 Australia. (*)
Editor: Galih Pratama