Jakarta – Citibank Indonesia mengatakan pentingnya menegakkan Anti-Money Laundering (AML) atau anti pencucian uang yang perlu dipahami nasabah dan klien, terlebih dalam transformasi perekonomian Indonesia menuju ranah digital.
Dalam ranah ekonomi digital, masyarakat banyak membahas tentang pentingnya memperketat data dan keamanan. Namun, pemahaman soal AML juga sama pentingnya dengan mempelajari menjaga sekuritas pribadi.
“Untuk urusan pembayaran digital ini, dengan semakin mudahnya transaksi dan data flow dengan cepat, itu yang jika tidak hati-hati, fasilitas transaksinya tidak termonitor dengan benar,” terang Direktur dan Head of Treasury and Trade Solutions Citibank Indonesia, Yoanna Darwin.
Baca juga: Ekonomi RI Sudah Siap Untuk Bertransformasi ke Arah Digital? Ini Jawabannya
Yoanna memberi contoh ada merchant yang asalnya dari Tiongkok, mempunyai e-market di Indonesia. Transaksi yang terjadi ketika seseorang melakukan jual-beli di sini akan melewati beberapa pihak, mulai dari aggregator, e-market, sampai supplier. Prosesnya panjang dan transaksinya bisa melebar ke mana-mana jika tidak dipantau dengan baik.
Menurut Yoanna, semua orang paham bahwa AML adalah sesuatu yang wajib ditegakkan. Namun, tidak semua pihak mampu menyediakan sistem yang komprehensif dalam memfasilitasi seluruh lapisan transaksi.
“Karena kalau kita semakin komprehensif, maka nantinya akan semakin kompleks. Dan kalau semakin kompleks, maka kemungkinan ada perhentian data ini akan semakin banyak. Transaksi jadinya akan lambat,” ungkap Yoanna.
Dan di era digital yang semuanya ingin serba cepat, maka pemantauan transaksi bisa jadi tidak dibuat komprehensif sehingga bisa ditemukan adanya transaksi ilegal atau tidak sesuai dengan hukum yang berlaku.
Yoanna mengatakan, ini sangat mungkin menjadi masalah baru jika diabaikan, terlebih dalam kasus transaksi antar negara.
Baca juga: Transformasi Ekonomi Berbasis Digital jadi Prioritas Pemerintah di 2023
Dengan demikian, Yoanna memastikan bahwa pihaknya selalu menggunakan sistem yang komprehensif, konsisten, namun cepat, terutama dengan latar belakang Citibank sebagai bank global. Sistem ini digunakan di seluruh negara yang memiliki cabang Citibank.
“Kami menggunakan big engine yang sama untuk menjaga AML, keamanan, dan transaksi secara konsisten. Karena kalau engine-nya beda-beda, transaksinya nanti bisa tidak sesuai harapan. Jadi transaksinya bisa dijaga dengan baik namun juga tetap cepat,” tutup Yoanna. (*) Mohammad Adrianto Sukarso