Jakarta – Direktur dan Head of Treasury and Trade Solutions Citibank Indonesia, Yoanna Darwin membeberkan digital ecosystem framework atau kerangka ekosistem digital yang diharapkan mampu membawa Indonesia ke ranah sistem perekonomian dan masyarakat digital yang optimal.
Menurutnya, terdapat 4 pilar yang menopang kerangka ekosistem digital ini, yaitu industri retail, pertokoan, atau UMKM termasuk para konsumen, pekerja industri keuangan, bisnis atau korporasi, dan pemerintah. Semuanya memegang peranannya tersendiri dan harus saling bekerja sama.
“Di Citibank, kita selalu melihat setiap ‘aktor’ ini objektifnya apa, mereka punya visi apa. Dari situ, kita baru bisa melihat bagaimana kita sebagai bank bisa memberi dukungan bagi para aktor ini agar visi mereka tercapai,” terang Yoanna di Jakarta, Rabu, 1 November 2023.
Baca juga: Dorong Ekonomi Syariah, BI Luncurkan Aplikasi Satu Wakaf Indonesia
Sebagai contoh, korporasi dan perusahaan memiliki peran berbeda sesuai dengan ranah mereka. Industri telekomunikasi, misalnya yang menciptakan platform digital untuk perekonomian. Ada juga industri kesehatan seperti asuransi yang membantu mempermudah proses pembayaran asuransi dari analog ke digital demi kenyamanan nasabah.
“Kalau dari industri keuangan seperti kami (Citibank), objektif kami adalah membantu aliran uang bisa bergerak secara lancar dari satu pihak ke pihak lain. Kita bikin platform digital, kartu kredit, digital money, itu contoh dari visi digital perbankan,” tutur Yoanna.
Dari sisi retail, Citibank memikirkan cara agar lebih mudah bertransaksi. Tidak perlu lagi memakai uang tunai, membawa kartu debit atau kredit yang cukup banyak ke mana-mana.
“Visi pemerintahan adalah sebagai suporter. Mereka melihat di pasar ada permintaan untuk mengubah semuanya ke arah digital yang lebih mudah, mereka harus membuat kebijakan, prosedur, dan arahan agar aktor lain masih terarah dalam bertransformasi ke arah digital agar bisa meminimalisir risiko,” ujarnya.
Transformasi Digital
Transformasi digital sendiri sudah menjadi sesuatu yang tidak terelakan bagi perekonomian Indonesia. Hal tersebut bisa dibuktikan dari data yang menunjukkan tingginya jumlah transaksi digital dari tahun ke tahun.
Baca juga: Industri Kesehatan Wajib Bertransformasi Digital untuk Tingkatkan Daya Saing
Yoanna mengungkapkan data dari Bank Indonesia yang menunjukkan pertumbuhan transaksi QRIS sebesar 121 persen dari Februari 2022 ke Februari 2023. Tahun ini, terdapat setidaknya 37 juta pengguna QRIS dengan rata-rata 35 juta transaksi per bulannya.
Lebih dari itu, statistik dari Boston Consulting Group pada Maret 2023 lalu mengungkapkan adanya pertumbuhan perusahaan financial technology (fintech) yang mulanya berada di angka 174 pada 2016 silam, menjadi 334 pada 2022 lalu. Artinya, ada pertumbuhan jumlah perusahaan sebesar 92 persen.
Jumlah pinjaman kredit yang disalurkan dari fintech ini juga mengalami peningkatan sebesar 67 persen dari USD 10,2 juta atau sekitar Rp162,66 miliar, menjadi USD17 juta atau sekitar Rp271,1 miliar. (*) Mohammad Adrianto Sukarso