Jakarta – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, perang yang terjadi antara Israel Hamas mulai dirasakan dampaknya terhadap harga minyak dunia.
Dia menyebut, pada 2022 lalu akibat adanya perang antara Rusia vs Ukraina, harga minyak melonjak USD128 per barel, dari USD60-USD70 per barel. Saat ini, harga minyak yang sebelumnya sudah turun kembali melonjak lebih dari USD90 per barel.
Baca juga: Beda Sikap dengan di Israel, McDonald’s Timur Sumbang Palestina Rp8,87 M
“Dengan adanya perang di Palestina itu zona middle east adalah zona produksi minyak minyak dan gas terbesar dunia, gejolaknya sudah mulai terefleksi. Sesudah harga minyak turun, sempat USD80-an (per barel) lagi, sekarang melonjak dan menembus USD90. Ini level bukan hanya suplai demand, tapi psikologi karena perang,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTA dikutip, Kamis 26 Oktober 2023.
Selain itu, Sri Mulyani juga mengatakan soal harga gas yang pergerakannya masih minus 29,6 persen secara year to date (ytd). Kemudian, batu bara yang mana memengaruhi APBN.
Baca juga: Kutuk Serangan Bom Israel ke RS Al-Ahli, Jokowi: RI Tidak Tinggal Diam
“Coal (batu bara) selama ini mengalami penurunan cukup besar -63,6 persen, ini memengaruhi APBN cukup besar karena coal menyumbangkan pajak maupun PNBP, Bahkan bea keluar kalau itu diterapkan,” ungkapnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga mengkhawatirkan jika perang semakin meluas maka efeknya akan melebar ke harga minyak yang terus melonjak. Bahkan, Jokowi mengatakan bahwa harga minyak bisa mencapai USD150 per barel. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra