Jakarta – PT Asuransi BRI Life (BRI Life) mengaku bahwa portofolio unilink terus dikurangi, dan akan fokus pada penjualan produk proteksi yang menjadi dominan. Adapun produk serta segmentasi BRI Life saat ini telah berada di jalur yang on the track, dan sesuai dengan segment BRI.
Direktur Pemasaran BRI Life Sutadi mengatakan, saat ini bisnis BRI Life sebesar 85 persen bergerak di kanal Bancassurance. Ke depan, Asuransi BRI Life akan terus berusaha untuk tetap menjaga kepercayaan nasabah dan masyarakat, dengan menawarakan produk asuransi yang dapat diterima.
Baca juga: Premi Unit Link Amblas 20% Gara-Gara SEOJK PAYDI, Ini Stategi BRI LIfe
“Saat ini kami sedang mengembangkan pemasaran produk asuransi jiwa melalui BRImo, yang merupakan super apps yang dikembangkan oleh Bank BRI. Proses ini masih dalam tahap awal untuk mendapatkan alur kerja yang memenuhi harapan nasabah BRImo,” ujarnya di Jakarta, Selasa, 17 Oktober 2023.
Selain itu, pengembangan pemasaran melalui Agen BRILink yang menggunakan media EDC Android sebagai tools pemasaran akan terus dioptimalkan. EDC Android ini merupakan pengembangan yang luar biasa dari tools yang digunakan sebelumnya yaitu mesin EDC yang secara fisik digunakan oleh Agen BRILink, yang saat ini jumlahnya mencapai sekitar 666.038 ribu agen.
Sementara itu, Direktur Keuangan BRI Life, Lim Chet Ming pun menambahkan bahwa, portofolio unilink yang akan terus dikurangi ini sejalan dengan munculnya SEOJK PAYDI Nomor 5 Tahun 2022, porsi daripada produk asuransi tradisional BRI Life saat ini sebanyak 90 persen dan sisanya 10 persen untuk produk unit link.
“Jadi dari kita dulu memang majority 90 persen di unit link, sekarang 90 persen itu tradisional dan 10 persen unit link,” ucap Lim Chet Ming.
Dirinya mengungkapkan bahwa, produk unit link tersebut sebenarnya tidak bermasalah dalam BRI Life, hanya saja produk tersebut memiliki bentuk yang lebih kompleks karena memiliki investasi di dalamnya, sehingga perlu adanya penyesuaian dengan kebutuhan daripada nasabah BRI Life yang notabene lebih mengarah ke proteksi.
“Kami melihat bahwa produk ini sebenernya engga bermasalah, tapi masalahnya apakah sebenarnya produk itu cocok enggak untuk nasabah, karena unit link itu kan produknya agak kompleks, karena dia ada investasinya,” imbuhnya.
Adapun, dari sisi klaim dan operasional, Direktur Operasional BRI Life, Yossie William Iroth, menyatakan bahwa, BRI Life telah membayarkan klaim sebesar Rp4,1 triliun atau tumbuh sebanyak 14,2 persen hingga akhir September 2023.
Baca juga: Incar Pertumbuhan Berkelanjutan, Ini Strategi BRI Life di 2023
“BRI Life terus mendorong proses yang baik dan konsisten, dengan memanfaatkan teknologi digital, untuk dapat melayani nasabah kami dengan cepat dan akurat. Sampai dengan akhir September 2023, kami melayani sekitar 27,1 juta jiwa tertanggung, tumbuh lebih dari 8 persen yoy,” ucap Yossie di kesempatan yang sama.
Lebih lanjut, pasca masuknya FWD dalam ekosistem BRI Life dalam hal kepemilikan aset, secara bersamaan telah memanfaatkan expertise masing-masing perusahaan, dimana sejauh ini sudah sesuai dengan harapan yang bertujuan untuk memperkuat penetrasi pasar asuransi Indonesia.
Sehingga, ke depannya BRI Life akan terus mendorong pengelolaan profitabilitas dengan baik, dimulai dari monitoring premi, product mix, dan penempatan investasi untuk memastikan BRI Life dapat memenuhi semua kewajiban yang jatuh tempo. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra