Jakarta – Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi optimis target penghimpunan dana dari pasar modal sebesar Rp200 triliun akan tercapai di akhir 2023.
Hal ini tak lepas dari pipeline pencatatan perdana saham atau initial public offering (IPO) oleh emiten baru masih terdapat sebanyak 58 perusahaan dengan 89 rencana penawaran umum. Perkiraan nilai yang dihimpunnya pun sebesar Rp41,21 triliun.
Berdasarkan hal itu,
Baca juga: Transaksi Bursa Karbon Masih Sepi, OJK: Jangan Bandingkan dengan Pasar Saham
“Minat penghimpunan dana di pasar modal masih tinggi, yaitu tercatat sebesar Rp190,02 triliun dengan emiten baru tercatat sebanyak 67 emiten, jadi mudah-mudahan kami optimis tahun ini mencapai target tersebut,” ucap Inarno dalam RDKB OJK di Jakarta, 9 Oktober 2023.
Hal itu juga sejalan dengan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) yang baru saja berhasil mencatatkan sejarah pencatatan saham tertinggi di tahun 2023 dengan meraih perolehan penghimpunan dana mencapai sebesar Rp49,6 triliun dengan 68 pencatatan saham baru.
Pencatatan saham tersebut telah melampaui rekor perdana yang dilahirkan oleh BEI pada tahun 1990 yang lalu, dengan jumlah pencatatan saham baru dilakukan oleh sebanyak 66 perusahaan.
Baca juga: Pasar Saham Selama September 2023 Loyo, Ini Gara-Garanya
Adapun, per 6 Oktober 2023, BEI pun mencatat masih adanya 28 perusahaan yang akan melakukan IPO hingga akhir tahun ini, dimana pipeline IPO tersebut didominasi oleh sektor yang bergerak di konsumer non-siklikal.
Selain itu, dari ke-28 perusahaan yang akan melakukan pencatatan perdana saham terdiri dari, 16 perusahaan dengan aset skala menengah, sepuluh perusahaan dengan aset skala besar, serta dua perusahaan dengan aset kecil. (*)
Editor: Galih Pratama