Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan bahwa dirinya merasa senang karena stok beras yang ada di Bulog sebanyak 1,6 juta ton dan masih ada 400.000 lagi yang masih dalam perjalanan impor.
Pasalnya, stok beras tersebut akan digunakan Pemerintah untuk mengantisipasi dampak dari El-nino yang diperkirakan akan berlangusng hingga awal 2024.
“Saya senang, stok di Bulog yang biasanya 1,2 juta ton, ini sudah, tadi saya tanya ke Pak Budi Waseso, di gudang sudah ada 1,6 juta ton. Artinya dari sisi stok kita memliki dan dalam perjalanan masih ada 400.000,” ujar Presiden dalam Rakornas Pengendalian Inflasi Tahun 2023, di Istana Negara, Kamis 31 Agustus 2023.
Baca juga: Waspada Disrupsi Beras di Tahun Politik
Presiden pun menyampaikan bahwa kebutuhan pokok seperti beras harus menjadi perhatian utama, sebab ini merupakan kebutuhan paling penting masyarakat. Meskipun, dirinya tak menampik bahwa ada kenaikan harga beras sebesar 5 – 6 persen.
Untuk itu, tambahnya, pegendalian inflasi menjadi penting. Diketahui, inflasi di Indonesia terkendali di angka 3,08 persen pada juli 2023, dimana ini merupakan angka yang sangat baik dan Indonesia dinilai mampu dalam mengendalikan harga barang dan jasa.
“Jadi inflasi ini penting. Percuma pertumbuhan kita misalnya 5 persen, tapi inflasinya 9, tekor. Dan di negara mana pun pengendalian inflasi itu biasanya hanya dilakukan dari 1 dari bank sentralnya. Dari situ dikendalikan, lewat apa? kenaikan suku bunga, lewat nilai tukar, tanya di negara mana pun, pasti memakai itu. Kita tidak. kita kombinasi, ada kebijakan moneter, fiskal, dan juga pengecekan di lapangan secara langsung,” ungkapnya.
Sehingga, menurutnya percuma mengendalikan inflasi hanya dengan kebijakan moneter melalui suku bunga, tetapi pasokan barangnya tidak ada. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra