Jakarta – Raksasa teknologi dunia, Microsoft mendapat sorotan atas aksi pemutusan hubungan kerja (PHK) massal terhadap 11 ribu karyawannya selama tahun fiskal 2023.
Dinukil Gidzina, Senin (31/7), PHK kali ini telah memecahkan rekor Microsoft sebelumnya dan memberikan dampak besar bagi sejumlah departemen dalam perusahaan.
Baca juga: Bisnis Lesu, Goldman Sachs PHK 125 Direktur Pelaksana Global
Dalam beberapa kesempatan, CEO Microsoft Satya Nadella mengatakan, pihaknya terpaksa mengambil opsi PHK dan mengakui bahwa ini merupakan waktu yang menantang bagi setiap orang yang terkena dampak.
“Kami sekarang melihat mereka mengoptimalkan pengeluaran digital mereka untuk melakukan lebih banyak hal dengan (pengeluaran) lebih sedikit,” jelasnya.
Selain itu, pihaknya mengungkap bahwa kemajuan dalam kecerdasan buatan (AI) turut mengantarkan gelombang PHK baru yang menjadi area fokus berikutnya bagi perusahaan.
Microsoft sendiri sudah dalam pembicaraan menginvestasikan 10 miliar dolar AS lagi ke Open AI yakni perusahaan rintisan di belakang ChatGPT dan Dall-E.
Baca juga: Commonwealth Bank Australia PHK Para Pekerjanya Hingga Ratusan Orang
Sebelumnya, Microsoft telah memangkas sekitar 10 ribu pekerja hingga 31 Maret 2023. Kala itu, PHK turut berdampak pada semua tim dan lokasi.
Diketahui, sebagian besar pekerja yang terkena PHK kala itu berada pada posisi penjualan dan pemasaran. Para pekerja yang terkena PHK akan menerima pesangon. Selain juga mendapatkan enam bulan perawatan kesehatan dan pemberian saham. (*)
Editor: Galih Pratama