Transaksi Berjalan Diprediksi Defisit 0,65%, Awas Kinerja Ekspor Menurun

Transaksi Berjalan Diprediksi Defisit 0,65%, Awas Kinerja Ekspor Menurun

Jakarta – Ekonom Bank Mandiri, Faisal Rachman menilai pada tahun 2023 neraca transaksi berjalan akan mencatatkan defisit yang terkendali, sehingga masih mendukung stabilitas sektor eksternal sampai batas tertentu. Dia memperkirakan, neraca transaksi berjalan defisit sebesar 0,65% dari PDB.

“Kami meyakini bahwa hal ini masih dapat mendukung stabilitas nilai tukar Rupiah sampai batas tertentu, dengan latar belakang ketidakpastian global yang tinggi,” ujar Faisal dikutip Kamis 15 Juni 2023.

Menurutnya, ke depan, kinerja ekspor diperkirakan akan terus menurun akibat penurunan harga komoditas, didorong oleh melemahnya permintaan global.

“Sebagian besar bank sentral terus melakukan kebijakan suku bunga yang lebih tinggi lebih lama untuk menjinakkan inflasi yang membandel, yang akan membebani kinerja sektor riil,” katanya.

Sementara itu, impor diprakirakan masih sejalan dengan ekspor di tengah ketahanan ekonomi domestik, sehingga permintaan domestik membaik.

“Dengan demikian, kami terus mengantisipasi surplus perdagangan untuk terus menyempit dan membuka kemungkinan neraca perdagangan berubah menjadi defisit lebih cepat dari yang diantisipasi sebelumnya,” ungkapnya.

Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor pada Mei 2023 sebesar USD21,72 miliar atau naik 12,61% mtm, dibandingkan bulan sebelumnya pada April 2023 yang sebesar USD19,28 miliar.Kemudian, impor pada Mei 2023 mencapai USD21,28 miliar atau naik 38,65% mtm dibandingkan April 2023 yang sebesar USD15,35 miliar.

Sedangkan, neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2023 mencatatkan surplus USD0,44 miliar atau menurun USD2,46 miliar dibandingkan dengan Mei 2022 yang surplus sebesar USD2,9 miliar. (*)

Editor: Rezkiana Nisaputra

Related Posts

News Update

Top News