Batu–masih kecilnya porsi pembiayaan perbankan ke sektor pertanian menjadi perhatian khusus bagi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), karena hal ini terkait erat dengan upaya mendukung pencapaian salah satu Program Pemerintah yaitu Kedaulatan Pangan.
“Pada posisi akhir April 2016, penyaluran pembiayaan atau kredit Perbankan nasional (ke sektor pertanian) baru tercatat sebesar Rp257,8 triliun atau sekitar 6,4% dari Total Kredit Perbankan nasional yang sebesar Rp4.003,1 triliun,” tutur Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK, Rahmat Waluyanto dalam sambutannya di acara FGD Program AKSI-Pangan OJK 2016 di Batu, Jumat, 3 Juni 2016.
Meskipun porsi kredit tersebut meningkat dari tahun-tahun sebelumnya, lanjutnya, namun peningkatannya tidak terlalu signifikan, yaitu hanya naik sekitar 0,15% sampai dengan 0,45%. Angka penyaluran kredit tersebut, menurut OJK masih sangat perlu untuk ditingkatkan lagi.
“Tentunya tidak saja dengan meminta sektor jasa keuangan (SJK) untuk meningkatkan penyaluran kredit, tetapi juga memperbaiki kualitas dari sektor Pertanian sehingga SJK baik bank maupun lembaga keuangan nonbank seperti perusahaan pembiayaan dan asuransi dapat lebih berani memberikan dana dan asuransi kepada sektor Pertanian,” papar Rahmat.
Melihat kondisi tersebut, OJK mengambil peran terdepan sesuai dengan bidang tugasnya, khususnya dalam meningkatkan inklusi dan akses keuangan yang lebih besar lagi. Sementara penyaluran pembiayaan atau kredit sektor pangan yang terdiri dari sektor pertanian, sektor industri pengolahan komoditas pangan, dan sektor perdagangan besar tercatat sebesar Rp573 triliun atau sekitar 14,3% dari total kredit perbankan nasional per akhir April 2016. (*)
Editor: Paulus Yoga