Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, turut menyoroti kasus bangkrutnya Silicon Valey Bank (SVB) di Amerika Serikat (AS) pada Jumat lalu (10/3). Dirinya pun berharap hal ini tidak memberikan dampak negatif ke Indonesia.
“Nah ini menjadi tantangan juga, tadi pagi saya berbicara dengan ambassador USTR, jangan sampai kasus SVB dan Signature Bank membawa efek sentimen negatif di region dan mudah-mudahan skalanya tidak sebesar tahun 2008 kemarin,” ucap Airlangga dalam Maybank Indonesia’s Economi Outlook di Jakarta, 15 Maret 2023.
Menurutnya, sebagai bank yang memfasilitasi kegiatan start up digital, kebangkrutan yang terjadi di SVB tersebut akibat dari over price ataupun over aset yang lebih tinggi.
“Jadi ini juga menjadi alarm kita bahwa yang ajaib-ajaib ini akhirnya burs juga, ini kan salah satu akibat overprice daripada atau over aset yang lebih tinggi,” imbuhnya.
Kemudian Airlangga menambahkan bahwa kondisi Indonesia saat ini masih cukup baik dengan potensi resesi yang hanya sebesar 3%, menjadi sebuah optimisme bagi Indonesia yang didukung oleh sejumlah indikator pada sektor riil dan eksternal.
“Oleh karena itu, optimisme menjadi penting tadi dilihat juga dari berbagai indeks keyakinan konsumen itu juga di atas 100 angkanya 122, kemudian pmi di 51,2 juga di atas 50, neraca perdagangan surplus selama 33 bulan berturut-turut,” ujar Airlangga.
Adapun, Pemerintah juga akan terus melakukan sinergi antara pemangku kepentingan, antara kebijakan fiskal maupun moneter yang sudah berjalan secara baik, sehingga dengan demikian pertumbuhan ekonomi bisa terjaga. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra