Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat total nilai transaksi local currency settlement (LCS) sepanjang tahun 2022 mencapai US$3,8 miliar. Meskipun peningkatan belum signifikan, BI berencana untuk memperluas kerjasama dengan India dan Korea Selatan.
Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengatkan, porsi transaksi menggunakan skema LCS telah mencapai 3% – 4% terhadap total transaksi perdagangan Indonesia dengan empat negara Asia, diantaranya Thailand, Malaysia, Jepang, dan China yang telah melakukan kerjasama menggunakan LCS.
“Transaksi LCS masih terus berkembang, totalnya mencapai US$3,8 miliar angka terakhir di 2022, memang kenaikannya dari US$2,5 miliar pada 2021 tidak signifikan, tapi ini karena periodenya masih pandemi,” kata Dody dikutip 23 Januari 2023.
Kedepannya BI akan terus melakukan penguatan LCS dan akan diperluas ke negara lain seperti India dan Korea Selatan dalam waktu dekat.
Selain itu, kerjasama transaksi dengan menggunakan mata uang lokal ini akan diperluas tidak hanya untuk transaksi perdagangan dan investasi, tetapi juga untuk transaksi di pasar uang atau local currency transaction (LCT).
“Ke depan ini menjadi salah satu faktor penguatan untuk stabilitas nilai tukar rupiah, juga sebagai faktor pendorong bagi peningkatan transaksi perdagangan,” jelasnya.
LCT tidak hanya diterapkan oleh Indonesia dengan negara mitra, tetapi juga di sesama negara mitra. Skema ini merupakan salah satu strategi untuk mengurangi ketergantungan terhadap dolar Amerika Serikat.
“Ini strategi yang dilakukan untuk mengurangi ketergantungan dengan currency. Selain itu, LCT akan menjadi topik pembahasan dalam Asean Summit 2023 agar sistem ini bisa dikembangkan di kawasan,” pungkas Dody. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra