Jakarta – Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2023 sebesar 4,5%-5,3%. Pemulihan ekonomi nasional diprediksi masih akan berlanjut di 2024 dengan pertumbuhan ekonomi yang diprediksi berada pada kisaran 4,7%-5,5%.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, pertumbuhan ekonomi akan didukung dari komoditas ekspor, konsumsi, dan investasi.
“Selain ekspor, kenaikan konsumsi dan investasi akan menjadi daya dukung pemulihan ekonomi nasional kita,” ujar Perry dalam Outlook Perekonomian, di Jakarta, Rabu, 14 Desember 2022.
Selain itu, lanjutnya, pertumbuhan ekonomi ini juga di dukung oleh adanya program hilirisasi, pembangunan infrastruktur, masuknya penanaman modal asing dan perkembangan di sektor pariwisata.
Kemudian, inflasi yang masih di level 5,4% akan turun kembali kesasarannya yaitu 3% plus minus 1% pada tahun 2023 dan 2,5% plus minus 1% pada 2024.
“Perkiraan ini didukung oleh adanya sinergi erat subsisi energi oleh pemerintah, kenaikan suku bunga BI yang terukur, langkah-langkah stabilisasi rupiah oleh BI, dan eratnya pondasi tim pengendalian inflasi di pusat dan daerah termasuk juga gerakan nasional pengendalian inflasi pangan,” ungkapnya.
Sementara itu senada dengan BI, Centre of Reform Economics (CORE) memperkirakan ekonomi nasional pada tahun 2023 akan mampu tumbuh di 4,5% hingga 5%. Dimana 2023 perekonomian nasional akan kembali ke kondisi pra-pandemi.
Konsumsi rumah tangga juga diperkirakan akan tetap kuat, angka inflasi menurun dan menariknya pada tahun depan, sejalan dengan melemahnya daya dorong ekspor, investasi kembali menjadi sumber pertumbuhan terbesar kedua bagi PDB nasional.
“Yang menjadi penopang kedepan itu sebetulnya tren investasi di 2023, karena satu kita perkirakan konsumsi domestik masih kuat, maka industri manufaktur sektor sekunder itu juga masih mengalami ekspansi dan artinya dari investasi masih prospektif,” jelas, M. Faisal, Direktur Eksekutif CORE. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra