Jakarta – Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa memprediksi suku bunga simpanan (deposito) akan berada di angka 3,7% sampai akhir tahun depan. Meski demikian, menurutnya hal ini tergantung terhadap likuiditas dan suplai uang di pasar.
“Jadi ada berbagai faktor yang menyebabkan suku bunga simpanan naik atau tidak, utamanya kalau menurut saya likuiditas dan suplai uang di pasar,” ungkap Purbaya, Rabu, 7 Desember 2022.
Bila dilihat dari data LPS, bunga deposito rupiah naiknya masih landai dikarenakan suplai uang masih cukup yaitu sebesar 2,84% per November 2022. Meskipun, Bank Indonesia (BI) terus mengerek tingkat suku bunga acuan nya menjadi 5,25% per Oktober 2022
“Saya perkirakan kedepan ada peluang suku bunga deposito akan naik, hanya tidak secepat suku bunga acuan Bank Sentral BI7DRR,” jelasnya.
Selain itu, kenaikan suku bunga simpanan nantinya juga akan dipengaruhi oleh kenaikan Tingkat Bunga Penjamin (TBP) yang secara bertahap akan ditingkatkan oleh LPS bila keadaan pasar semakin mengetat.
“Nanti mungkin juga akan amat dipengaruhi oleh tingkat suku bunga penjaminan LPS yang akan kita naikkan bertahap apabila memang keadaan pasarnya semakin ketat,” pungkasnya.
Seperti diketahui, posisi likuiditas industri perbankan pada Oktober 2022 dalam level yang memadai dengan rasio-rasio likuditas yang terjaga. Rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) masing-masing sebesar 130,17% dibandingkan dengan September 2022 sebesar 121,62% dan 29,46 persen dibandingkan September 2022 sebesar 27,35%. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra