Jakarta – PT Bank Neo Commerce (BBYB) mulai mencatatkan keuntungan pada kuartal III-2022. Perseroan membukan laba operasi sebesar Rp11 miliar secara qoq, di mana pada kuartal II-2022 perusahaan masih membukukan kerugian sebesar Rp193miliar.
Jika dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya atau kuartal III-2021 yang juga masih tercatat rugi Rp132 miliar, perusahaan telah menunjukan perbaikan yang cukup baik.
Direktur Utama Bank Neo Commerce, Tjandra Gunawan, mengatakan bahwa dengan adanya perbaikan kinerja tersebut perusahaan optimis di tahun 2023 mampu mencatatkan keuntungan yang lebih baik lagi.
“Kami cukup optimis bahwa di tahun 2023, BNC di tahun 2023 akan menjadi tahun yang profitable bagi BNC,” ucap Tjandra dalam public expose di Jakarta, 18 November 2022.
Oleh karena itu, untuk terus meningkatkan laba perusahaan di tahun depan, pihaknya akan mengandalkan sumber pendapatan bunga, serta fee based income yang diharapkan mampu meningkat sebesar 50%
Selain itu, pendapatan operasional perusahaan juga meningkat pada sembilan bulan pertama 2022 sebesar 399% menjadi Rp1,3 triliun meningkat dari Rp261 triliun pada periode yang sama.
Kemudian, perusahaan juga telah mencatat pertumbuhan portofolio kredit yang tumbuh signifikan sebesar 133% menjadi Rp8,93 triliun atau meningkat dari Rp3,84 triliun.
Meski begitu, terkait dengan beban operasional, perusahaan juga masih mencatatkan peningkatan beban operasional sebesar Rp1,2 triliun pada 9M-2022 dari Rp496 miliar untuk periode yang sama sebelumnya.
Diketahui, pembengkakan beban operasional tersebut disebabkan oleh adanya peningkatan jumlah nasabah aplikasi NeoBank sejak Maret 2022. Tercatat juga hingga September 2022 perusahaan telah mencatat sebanyak 20 juta pengguna aplikasi NeoBank dan ditargetkan mampu meningkat hingga 21-22 pada akhir tahun.
Kemudian, perusahaan juga akan melakukan rights issue atau penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMDHMETD) VI sebanyak-banyaknya 2.617.133.843 saham baru dengan harga pelaksanaan Rp650.
Direktur Bisnis Bank Neo Commerce, Aditya Wahyu Windarwo, menyatakan bahwa perusahaan akan menargetkan perolehan dana dari rights issue tersebut kurang lebih sekitar Rp1,7 triliun, untuk memenuhi modal inti minimum bank umum Rp3 triliun.
“Kemudian, untuk mendukung ekspansi kredit perseroan baik secara konvensional dan digital. Lalu, untuk kegiatan operasional perbankan antara lain untuk proses rekrutmen dan pengembangan sumber daya manusia,” ujar Aditya.
Tidak hanya itu, rencana rights issue tersebut juga untuk mendukung pengembangan teknologi informasi, terutama untuk pengembangan aplikasi Digital Banking. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra