Jakarta – PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) berhasil menyerap dana sebesar Rp2,6 Triliun pada masa perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sebagai pendukung penguatan ekuitas.
Direktur Utama ADHI, Enthus Asnawi dalam keterbukaan informasi mengatakan bahwa capaian yang didapatkan dari dana Penyertaan Modal Negara (PMN) dan rights issue tersebut akan digunakan untuk pekerjaan Proyek Strategis Nasional (PSN).
“Penerimaan dana PMN dan Rights Issue ini mampu memperbaiki rasio keuangan ADHI. ini ditandai dengan menguatnya ekuitas yang dimiliki Perseroan. Selain itu, dana yang dihasilkan dari PMN dan rights issue ini juga akan kami gunakan untuk mendanai percepatan pekerjaan PSN,” ucap Enthus dikutip 14 November 2022.
Lebih lanjut, ia menjelaskan proyek yang termasuk ke dalam pendanaan right issue tersebut diantaranya adalah Tol Solo-Yogyakarta-YIA Kulonprogo, Tol Yogyakarta-Bawen, dan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Karian-Serpong Timur.
“Dengan pendanaan ini, terjadi pula penambahan ekuitas ADHI senilai Rp8,8 triliun yang juga akan memperbaiki struktur permodalan ADHI. Serta rasio DER Perseroan. Terlebih, hal ini mampu menguatkan kinerja dengan potensi proyek-proyek baru yang dimiliki,” imbuhnya.
Di sisi lain, selain untuk pengembangan bisnis, perusahaan juga telah memberikan manfaat bagi pemerintah, negara dan masyarakat, melalui peningkatan produk domestik bruto, penambahan lapangan kerja, peningkatan pajak dan dividen, serta berdampak dalam membantu konektivitas wilayah, salah satunya akses dari dan menuju daerah pariwisata. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra