Jakarta – Senior Economist Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto memprediksi pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal-III 2022 akan mencapai 5,6%, atau lebih tinggi dibandingkan realisasi di kuartal-II 2022 yang sebesar 5,44%.
Dia menjelaskan, proyeksi pertumbuhan tersebut didorong oleh low based effect atau unsur basis rendah di kuartal III-2021 dan mobilitas masyarakat yang masih tinggi.
“Di kuartal III-2022 juga belum sepenuhnya di pengaruh dari kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) terhadap konsumsi karena kenaikannya juga baru di bulan September. Nanti full efeknya kemungkinan baru akan terasa di kuartal IV-2022,” ujar Rully, Kamis, 3 November 2022.
Lebih lanjut, adanya perlambatan dampak dari kenaikan harga BBM yang mempengaruhi mobilitas masyarakat dan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) terhadap pertumbuhan ekonomi nasional akan terasa di kuartal IV yang pertumbuhannya cenderung moderat.
Selain itu, dia juga memproyeksikan dari sisi realisasi investasi pada kuartal III-2022 akan mencapai target sebesar 75% dari target yang sebesar Rp1.200 triliun di dorong oleh Penanaman Modal Asing (PMA) yang diprediksi US$11,8 miliar di Kuartal-III 2022 atau sebesar 66,4% yoy. Sementara dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) akan melambat tetapi relatif tinggi yaitu sekitar Rp139 triliun atau sebesar 22,5% yoy.
“Jadi kalau kita lihat perkembangan investasi di kondisi dan berbagai kebijakan oleh pemerintah dalam membanahi investasi kemudian kondisi situasi politik Indonesia juga sangat stabil dibandingkan dengan banyak negara di dunia, jadi kita melewati pandemi tahun 2020 dimana kondisi politik di berbagai negara sedikit terganggu dan puncaknya terjadi perang di Rusia dan Ukraina,” ungkapnya.
Jadi, menurutnya, Indonesia merupakan primadona investasi yang sumber dayanya sangat banyak dan dibutuhkan seperti dari sisi pengembagan teknologi, dan pembenahan investasi juga dinilai cukup baik oleh investor. (*) Irawati