Teknologi Open Source Dorong Terbentuknya Ekonomi Digital

Teknologi Open Source Dorong Terbentuknya Ekonomi Digital

Jakarta – Digital ekonomi Indonesia tidak lepas dari penggunaan aplikasi, misalnya aplikasi untuk telekomunikasi, layanan keuangan sampai kesehatan. Namun demikian, aplikasi yang digunakan membutuhkan arsitektur infrastruktur yang agile, kokoh, responsif, dan cepat. Maka, dibutuhkan teknologi open source untuk membentuk infrastruktur aplikasi yang solid tersebut.

Menurut The State of Enterprise Open Source Report 2022 milik Red Hat, mengungkapkan bahwa sebanyak 95% enterprise sudah menggunakan teknologi open source. Saat ini perusahaan sudah menuju ke cara hybrid work atau remote work. Itulah bagaimana dunia mengarah ke remote work, penting sekali berkolaborasi satu sama lain walau tidak satu ruangan.

“How open source memungkinkan itu, membuat sebuah kultur yang baru untuk teman-teman IT untuk berkolaborasi dan hasilkan produk dalam sebuah proses yang agile,” ungkap Vony Tjiu, Country Manager Red Hat Indonesia di Jakarta, Kamis, 3 November 2022.

Ia menambahkan, digital ekonomi Indonesia diprediksi memiliki value USD146 miliar pada 2025 dan diproyeksikan mengalami pertumbuhan 8x lipat lebih cepat pada 2030. “Tujuh tahun ke depan kita akan terus merasakan eksponensialnya aplikasi,” tambahnya.

Dalam hal pengembangan aplikasi layanan bank dan keuangan, Hendra Praba, Head of Digital Delivery Enablement, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memaparkan Bank Mandiri memiliki super app, Livin’ by Mandiri dan Kopra by Mandiri.

Saat ini aplikasi Livin’ by Mandiri sudah bisa mencapai 50 ribu transaksi per second. Selainitu, per Oktober 2022, pengguna aktifnya sudah mencapai lebih dari 11 juta pengguna.

“Maka dari itu, penting sekali memiliki teknologi yang tepat guna dan juga partner yang baik yang beri support baik ketika ada masalah bisa disupport dengan baik,” katanya, Kamis, 3 November 2022. (*) Ayu Utami

Related Posts

News Update

Top News