Jadi Tulang Punggung Phapros, Penjualan Antimo Melonjak 100%

Jadi Tulang Punggung Phapros, Penjualan Antimo Melonjak 100%

Jakarta – PT Phapros Tbk, (PEHA) mencatatkan pertumbuhan penjualan produk Antimo hingga semester-I 2022 sebesar Rp110 miliar atau meningkat lebih dari 100% dibandingkan tahun 2021 yang sebesar Rp62 miliar.

Direktur Pemasaran Phapros Imelda Alini Pohan mengatakan, hingga akhir tahun 2022 target penjualan produk Antimo akan terus digenjot dengan target Rp160 miliar.

“Kami sangat bersyukur atas apa yang telah dicapai oleh salah satu produk andalan kami Antimo saat ini. Sebagai merk yang menyasar segmen yang cukup tajam, kami berhasil membukukan pertumbuhan penjualan hingga lebih dari 100% pada semester I tahun ini, apalagi sejak dibukanya kembali pariwisata dan mudik lebaran. Ke depannya, Phapros akan terus melakukan ekspansi pasar,” ungkap Imelda, Rabu, 19 Oktober 2022.

Dalam mempertahankan portofolio tersebut, perusahaan akan fokus untuk menyasar segmen travel convenience, yaitu masyarakat Indonesia yang sering mengalami motion sickness (mabuk perjalanan). Dengan konsistensi tersebut, produk ini pun menjadi salah satu tulang punggung perusahaan dan memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap kinerja penjualan Phapros.

Selain itu, lanjut Imelda, Phapros terus mengikuti perkembangan pangsa pasar yaitu gaya hidup masyarakat yang akan menyasar kepada generasi gen Z dan milenial.

“Bagaimana kita terus mengikuti lifestyle dengan gaya hidup anak muda sekarang sudah mulai healing, bagaimana kita masuk ke mereka dengan berbagai macam media komunikasi hingga mereka awareness-nya tinggi,” pungkasnya.

Menurutnya, PT Phapros di tahun 2023 akan tetap memfokuskan bisnis pada inovasi produk dan efisiensi, termasuk menjadikan commercial excellence, operational excellence, financial excellence dan digitalisasi sebagai bagian dari strategi lanjutan dari tahun ini.

“Phapros akan terus menjaga momentum pertumbuhan positif tahun 2022 ini. Tren ekonomi kita mulai bergerak kembali dan berdampak positif terhadap kinerja perusahaan, termasuk tumbuhnya kembali beberapa produk pareto Phapros yang sempat turun selama pandemi. Kami sangat optimis tahun depan korporasi akan semakin kuat secara fundamendal dan jangkauan pasar,” kata Imelda.

Ia mengungkapkan, bertahannya produk Antimo sebagai market leader, merupakan hasil dari kemampuan beradaptasi Phapros terhadap perkembangan zaman yang meliputi tren konsumen, kemajuan teknologi, dan penemuan-penemuan baru di industri obat-obatan.

“Kami terus berkomitmen untuk berkontribusi melalui peluncuran produk dan alat kesehatan berbasis riset serta bekerjasama dengan lembaga lain dalam berinovasi. Perusahaan akan terus melakukan perluasan pasar secara agresif dengan menggandeng mitra-mitra distributor untuk masuk ke daerah-daerah di mana penetrasi produk Phapros masih rendah,” ujar Imelda.

Selain itu, saat ini kaum milenial menguasai pasar wisata baik di Indonesia maupun global. Berdasarkan data Kementerian Pariwisata (Kemenpar), wisatawan milenial akan terus tumbuh dan menjadi pasar utama. Diproyeksikan pada 2030 mendatang, 57 persen pasar pariwisata Asia didominasi wisatawan milenial yang berusia antara 15-34 tahun.

“Mereka akan menjadi pangsa pasar bagi Antimo di tahun 2023 nanti. Kami akan meluncurkan beberapa produk baru dari kategori yang sama dengan bentuk sediaan yang inovatif sehingga bisa memenuhi kebutuhan wisatawan mulai dari anak-anak, orang tua, generasi Z dan milenial,” jelasnya. (*) Irawati

Related Posts

News Update

Top News