Jakarta – Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan dan Pariwisata pertama di Indonesia yang saat ini masih dalam tahap proses pembangunan dengan nilai investasi senilai USD664 juta akan menawarkan alur perjalanan pasien end-to-end dan bagi pengunjungnya dengan berbagai fasilitas.
Selain itu, proses revitalisasi infrastruktur pariwisata yang ada di KEK Sanur juga akan terus dilakukan, termasuk untuk meningkatkan peringkat kelas hotel dari bintang 4 menjadi 5.
“Proses revitalisasi ini akan semakin meningkatkan nilai tambah KEK Sanur yang mengusung konsep integrated end-to-end service. Sehingga dapat semakin menarik minat masyarakat yang mencari layanan medis berkelas dunia saat berwisata ke Bali,” ucap Direktur Utama Injourney, Dony Oskaria dikutip 15 Oktober 2022.
Sebagai upaya untuk mengintegrasikan pelayanan kesehatan dengan pariwisata, KEK Sanur hadir dengan rencana bisnis untuk fasilitas kesehatan, akomodasi hotel dan MICE, taman botani ethnomedicinal, serta pusat komersial yang berada di atas lahan seluas 41,26 Hektar milik PT Hotel Indonesia Natour (HIN) anak usaha PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero).
Selain fasilitas taman, hotel, dan pusat niaga, nantinya akan ada enam kawasan di KEK Sanur yang dikhususkan untuk pelayanan kesehatan. Dua di antaranya telah disewakan dan akan dibangun sebagai rumah sakit berkelas internasional yang dioperasikan oleh Mayo Clinic.
Kemudian, empat area lain tersedia bagi investor yang memiliki spesialisasi sesuai dengan master plan yang telah ditentukan, seperti bedah plastik dan kosmetik, geriatrik, pusat penelitian sel punca, serta pusat pengobatan oriental dan kesuburan.
Adapun, sebelumnya kawasan KEK Sanur telah melalui proses groundbreaking pembangunan yang dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pada 27 Desember 2021 dan akan menjadi salah satu program prioritas Kementerian BUMN yang ditampilkan dalam SOE International Conference. (*) Khoirifa