Bali – Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) terus mendorong upaya percepatan dan pengembangan ekosistem ekonomi syariah. Sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia seharusnya bisa mewujudkan ekosistem ekonomi syariah yang kokoh.
“Janganlah kita hanya sebatas menjadi konsumen negara lain. Tapi harus menjadi produsen dan pemain global. Namun mustahil kita menjadi pemain global jika belum berhasil memperkuat sistem keuangan syariah kita sendiri dari dalam negeri,” ujar Erick Thohir, Ketua Umum PP MES sekaligus Menteri BUMN dalam Islamic Finance Summit 2022 yang digelar Infobank Media Group dan Masyarakat Ekonomi Syariah di Bali, Kamis, 22 September 2022.
Paling tidak ada dua strategi yang didorong Erick sebagai Ketua Umum MES untuk membangun ekosistem ekonomi syariah yang kuat. Pertama, mengeluarkan aturan tentang percepatan industri atau keuangan syariah. Kedua, mendorong peran aktif masyarakat, khususnya kalangan umat muslim, baik dari pesantren, para ulama, santripreneur, serta moslempreneur pada umumnya.
Strategi yang pertama, terkait juga dengan Rancanagan Undang-Undang (RUU) Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK). Erick menegaskan harus ada sinergi aturan untuk mempercepat pertumbuhan industri dan keuangan syariah. Di saat yang sama, potensi industri halal dalam negeri harus terus diperkokoh, agar keuangan ekonomi syariah Indonesia dapat setara dengan negara-negara musli maju lainnya.
“Mulai dari sektor makanan, minuman, kesehatan, obat-obatan, kosmetik, fashion, media hingga pariwisata. Dapat kita eksplorasi dari sudut pandang produsen lokal yang bervisi global,” imbuhnya.
Upaya memperkuat ekosistem syariah juga dilakukan dengan bermacam langkah strategis, termasuk merger bank syariah milik BUMN, menjadi Bank Syariah Indonesia (BSI). Tujuannya agar BSI mempunyai kapasitas yang lebih besar sehingga aktivitas keuangan syariah bisa tumbuh lebih pesat. BSI juga saat ini sudah membuka kantor representasi di luar negeri, yakni di Dubai. Langkah ini ditempuh agar bisa membantu ekspansi ke pasar global sekaligus membantu masyarakat migran Indonesia yang ada di luar negeri.
Erick menambahkan, MES juga diharapkan dapat menjembatani semua pemangku kebijakan, mulai dari Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dan Komite Nasionak Ekonomi Keuangan Syariah (KNEKS) dengan lembaga pemerintah dan lembaga lainnya agar bisa lebih solid dalam membantu ekosistem ekonomi syariah Indonesia. Apalagi sistem keuangan dan perbanan syariah mempunyai daya tahan dalam mengatasi krisis.
“Kita telah membuktikan bahwa sistem keuangan dan perbankan syariah mempunyai daya tahan dalam mengarungi krisis seperti saat pandemi covid-19, dan tetap memberikan kontribusi pada perekonomian nasional. Maka keuangan dan perbankan syariah jelas dapat menjadi pilar pertahanan ekonomi nasional,” ujarnya.
Erick pun mengapresiasi kegiatan Islamic Finance Summit 2022 yang bertema Building Economic Resilience During Uncertainty By Strengthening Halal Industry yang digelar Infobank dan MES. Tema tersebut menurutnya bisa diwujudkan secara berkelanjutan dengan mengedepankan peran kepemimpinan yang berakhlak.
“Saya berharap dari kolaborasi yang kita bangun, pertumbuhan terjadi secara pesat dalam ekosistem ekonomi syariah Indonesia, sekaligus memperkuat akar persatungan bangsa dan terus membuat Indonesia maju, makmur, dan mendunia,” tutup Erick. (*) Ari Astriawan