Lima Strategi ISEI Untuk Pemulihan Ekonomi Yang Lebih Kuat

Lima Strategi ISEI Untuk Pemulihan Ekonomi Yang Lebih Kuat

Jakarta – Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) menggelar sidang pleno ISEI XXII & Seminar Nasional 2022 dengan tema Peran ISEI Memperkuat Sinergi untuk Menjaga Stabilitas dan Mendorong Momentum Pemulihan Ekonomi yang Inklusif di Era Digital pada hari ini (24/08). Dalam gelaran tersebut, ISEI berkomitmen terus bersinergi dengan pemerintah untuk memperkuat ekonomi Indonesia dan mendorong pemulihan ekonomi Indonesia.

“ISEI berkomitmen untuk bersinergi dengan pemerintah untuk memperkuat ekonomi serta mendorong pemulihan ekonomi Indonesia untuk pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat. Untuk mendukung hal tersebut, ISEI telah menetapkan 5 strategi pokok yang akan dijadikan program ISEI ke depan,” ujar Perry Warjiyo, Gubernur BI sekaligus Ketua Umum ISEI dalam Konferensi Pers Sidang Pleno ISEI XII & Seminar Nasional 2022, Rabu, 24 Agustus 2022.

ISEI telah mengambil lima strategi pokok yang perlu dijadikan program konkret ISEI ke depan. Pertama, penguatan sinergi untuk menjaga stabilitas harga melalui kerjasama antar daerah. Kedua, penguatan sinergi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, antara lain melalui ketahanan pangan, hilirisasi sumber daya alam dan pariwisata.

Ketiga, penguatan inklusi ekonomi dan keuangan melalui pemberdayaan UMKM dalam pengembangan UMKM. Keempat, akselerasi digitalisasi pembayaran termasuk implementasi QRIS dan BI-FAST serta mendorong digitalisasi proses bisnis pelaku usaha didaerah termasuk pengembangan start up lokal yang berbasis teknologi. Kelima, penguatan kebijakan ekonomi dan keuangan hijau.

Perumusan kelima strategi pokok tersebut, sejalan dengan arahan Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin, dalam dalam pembukaan Sidang Pleno ISEI XXII. Pertama, sinergi untuk menjaga supply dan rantai pokok kebutuhan pokok. Ketersediaan bahan pokok khususnya pangan sangat penting dan harus dipastikan, sehingga tidak memunculkan gangguan pasokan.

Kedua, sinergi dalam perumusan kebijakan fiskal dan moneter yang efektif. Perumusan kebijakan fiskal dan moneter perlu dilakukan secara hati-hati untuk menjaga stabilitas makro ekonomi dan stabilitas keuangan. Dalam hal ini, kebijakan fiskal dan moneter mesti berpijak ke kepentingan nasional dan memerhatikan kepentingan masyarakat. Ketiga, sinergi untuk memperkuat inovasi dan digitalisasi dalam rangka mewujudkan inklusivitas. Inovasi dan digitalisasi harus menjangkau seluruh rakyat serta mampu mendorong pemerataan dan keadilan ekonomi, jangan menjadi sumber baru terjadinya ketimpangan ekonomi.

Lebih lanjut, Perry memberikan apresiasi kepada seluruh pengurus pusat dan pengurus cabang yang terus mendorong transformasi ISEI secara berkelanjutan, menyeluruh, dan lebih inklusif, baik dari sisi organisasi, penguatan rekomendasi kebijakan, riset, akreditisasi, maupun kerja sama.

Selain itu, terdapat beberapa kemajuan yang berhasil ditorehkan oleh ISEI, yaitu implementasi atas AD/ART yang telah dilakukan lebih terstruktur, terpadu, dan forward looking di berbagai cabang dengan mengedepankan sinergi ABG – Akademisi, Bisnis, dan Government. Kemudian, kesinambungan penerbitan buku Kajian Kebijakan Publik (KKP) sebagai sumbangsih ISEI ke pemerintah, tahun ini memasuki edisi ketiga.

Selanjutnya, Indonesian Economic Journal yang sudah terindeks Nasional SINTA 4, akreditasi Lembaga Akreditasi Mandiri Ekonomi, Manajemen, Bisnis, dan Akuntansi (LAMEMBA), penyusunan Indeks Survei Ekonomi Indonesia, kerjasama para anggota ISEI baik dalam dan luar negeri yang semakin kuat, dan perluasan organisasi dengan mengandeng pemerintah daerah yang sudah disesuaikan dengan AD/ART. (*) Irawati

Related Posts

News Update

Top News