Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi nasional terus mengalami peningkatan. Tercatat pada Juli 2022 inflasi mencapai 0,64% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 111,80, lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,61%.
Bahkan BPS juga mencatat, tingkat inflasi tahun ke tahun (Juli 2022 terhadap Juli 2021) hampir menyentuh 5% atau mencapai 4,94%. Melonjak bila dibandingkan dengan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juni 2022 terhadap Juni 2021) yang sebesar 4,35%. Sedangkan tingkat inflasi tahun kalender (Juli 2022 terhadap Desember 2021) sebesar 3,85%.
Kepala BPS, Margo Yuwono dalam keterangan persnya di Jakarta, Senin, 1 Agustus 2022 mengatakan, komoditas penyumbang utama inflasi di Juli 2022 yaitu adanya kenaikan harga cabai merah, tarif angkutan udara, bawang merah, bahan bakar, rumah tangga dan cabai rawit.
“Ini merupakan inflasi yang tertinggi sejak Oktober tahun 2015, dimana pada saat itu terjadi inflasi sebesar 6,25% secara yoy,” ungkap Margo Yuwono.
Dari 90 kota yang dipantau, seluruhnya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di kota Kendari sebesar 2,27% dan terendah di Pemantang Siantar dan Tanjung sebesar 0,04%.
Lebih lanjut Margo menambahkan, bahwa tingkat inflasi yang melonjak ini terjadi karena adanya komponen harga bergejolak yang memberikan andil terbesar terhadap inflasi sebanyak 0,25%, dengan penyebab utama cabai merah, bawang merah dan cabai rawit.
Penyumbang kedua inflasi, dari komponen harga diatur pemerintah sebesar 0,21% disebabkan karena adanya keniakan tarif angkutan udara, bahan bakar rumah tangga, rokok kretek filter dan tarif listrik.
“Kenaikan tarif listrik bagi pelanggan rumah tangga dengan daya 3.500 VA keatas dan pelanggan pemerintah mulai 1 Juli 2022 menyebabkan andil inflasi tarif listrik sebesar 0,01%,” jelasnya.
Kemudian penyumbang ketiga inflasi, dari komponen inti sebesar 0,18% dengan komoditas pendorongnya Yaitu ikan segar, mobil dan sewa rumah.
“Secara yoy bulan Juli 2022 komponen begerjolak memberikan andil inflasi tertinggi sebesar 1,92% dan penyebabnya karena kenaikan harga beberapa komoditas diantaranya adalah cabai merah, minyak goreng dan bawang merah. Dan inflasi komponen inti masih relatif stabil mencakup 711 komoditas,” kata Margo.
Selanjutnya, dari kelompok pengeluaran, yang memberikan andil besar adalah makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,31%. Komoditas utama penyumbang inflasi kelompok bahan makan berasal dari cabai merah sebesar 0,15% serta bawang merah 0,09% dan cabai rawit 0,04%.
Kedua dari kelompok pengeluaran berasal dari transportasi sebesar 0,14% disebabkan karena tarif angkutan udara yang memberikan andil 0,11%. (*) Irawati