Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) merupakan bank yang memiliki fokus dan kuat di sektor UMKM. BRI menargetkan proporsi kredit UMKM akan terus didorong hingga tembus 85% pada tahun 2024.
Hingga Maret 2022, BRI mencatat portofolio kredit UMKM tumbuh sebesar 9,24% yoy, dari Rp826,85 triliun menjadi Rp903,29 triliun. Hal ini menjadikan proporsi kredit UMKM dibandingkan total kredit BRI terus merangkak naik, menjadi sebesar 83,95%.
Sementara itu, penyaluran kredit kepada seluruh segmen UMKM tercatat tumbuh positif, dengan penopang utama yakni segmen mikro yang tumbuh 13,55%, segmen konsumer tumbuh 4,56%, dan segmen kecil & menengah tumbuh 3,96%. Selain itu, penyaluran kredit BRI Group tercatat mencapai Rp1.075,93 triliun atau tumbuh 7,43% year on year (YoY). Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan penyaluran kredit di industri perbankan nasional sebesar 6,65%.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, langkah BRI untuk fokus di sektor UMKM membuat perseroan memiliki resiliensi tinggi di situasi yang menantang.
“Saya ingin mengatakan bahwa untuk merespon tantangan eksternal maupun global, rasanya dengan fokus BRI pada UMKM, BRI jauh dari episentrum dan permasalahan ekonomi global tersebut,” ungkapnya seperti dikutip di Jakarta, 20 Juli 2022.
Sunarso menambahkan, BRI secara konsisten memberdayakan dan membangkitkan aktivitas pelaku UMKM. Strategi BRI dalam memberdayakan UMKM juga diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi dalam negeri, mengingat sektor UMKM menguasai 60,3% Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Di samping itu, BRI terus mendukung pemerintah dalam menjaga daya beli masyarakat melalui business follows stimulus. BRI menyiapkan empat syarat agar stimulus dapat berjalan efektif. Pertama, harus ada dananya, yaitu memastikan anggarannya tersedia. Kedua, data pihak yang mendapatkan stimulus tersedia. Ketiga, kami akan menyiapkan sistem yang kredibel dan reliabel agar stimulus tersebut tepat sasaran. Dan keempat, adalah komunikasi secara terus menerus kepada masyarakat.
Strategi business follows stimulus tersebut terbukti berhasil menyelamatkan UMKM di masa pandemi. Hal tersebut ditunjukkan dari angka restrukturisasi kredit terdampak COVID-19 di BRI sebesar Rp133,74 triliun atau telah turun sebesar Rp115,59 triliun dibandingkan dengan total akumulasi restrukturisasi COVID-19 di BRI yang sebesar Rp249,33 triliun. BRI optimistis angka restrukturasi COVID-19 akan terus menurun seiring dengan pulihnya aktivitas sosial dan ekonomi.
Sebagai informasi, sejalan dengan pemulihan UMKM, kinerja keuangan BRI pada kuartal I-2022 pun turut terdongkrak. Perseroan mampu mencatatkan laba bersih konsolidasian senilai Rp12,22 triliun atau tumbuh sebesar 78,13% yoy. Sementara untuk asset, pada akhir kuartal I 2022 tercatat Aset BRI mencapai sebesar Rp1.650,28 triliun atau tumbuh 8,99% yoy. (*) Irawati