Bali – Pertemuan Ketiga Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG) G20 selama dua hari di Bali berakhir. Sejumlah perbedaan pandangan, termasuk soal perang Ukraina-Rusia menjadi salah satu alasan pertemuan tersebut tidak melahirkan pernyataan bersama (komunike).
“Pertama, saya rasa kita semua sepakat bahwa G20 meeting ini berlangsung di waktu yang sulit dan penuh tantangan, karena adanya ketegangan geopolitik,” jelas Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers Pertemuan Ketiga FMCBG G20, di Nusa Dua, Bali, Sabtu, 16 Juli 2022.
Meksi berakhir tanpa pernyataan bersama, FMCBG G20 menghasilkan sejumlah kesepakat dalam beberapa hal. Salah satu terkait masalah kesehatan global yang menjadi salah satu topik prioritas di pertemua ketiga FMCBG G20. Negara-negara G20 menyepakati langkah konkrit berupa pembentukan dana perantara keuangan (Financial Intermediary Fund/FIF).
Komitmen ini mendapat dukungan dari negara anggota G20 dan sejumlah lembaga internasional. Tidak hanya dalam tataran wacana, tapi juga kontribusi sebesar US$1,28 miliar.
Baca juga : Menteri Ukraina Dijadwalkan Hadir di Pertemuan Menkeu dan Gubernur Bank Sentral G20
Keberhasilan lainnya, lanjut Sri antara lain terkait perpajakan internasional. Negara anggota G20 mendukung transparansi pajak dan fokus membahas implementasi dan persiapan 2 pilar pajak internasional.
Lepas dari itu, menkeu menyebut Presidensi Indonesia akan mengeluarkan chair’s summary terkait hasil FMCBG G20. Dari 14 paragraf yang tertuang dalam chair’s summary, hanya dua paragraf yang tidak disepakati semua negara anggota G20. (*) Ari Astriawan.