Jakarta – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar hari inu (29/6) melakukan sejumlah agenda diantaranya, pengangkatan Iman Rachman sebagai Direktur BEI 2022-2026 serta jajaran direksi lainnya.
Direktur Utama BEI, Iman Rachman, menyatakan bahwa nantinya BEI memiliki target-target yang akan tercapai di tahun 2026, seperti peningkatan kapitalisasi pasar sebesar Rp13.500 triliun, serta adanya peningkatan jumlah emiten dapat mencapai lebih dari 100% di tahun 2026.
“Pada 2026 kami tentu saja perlu berkonsultasi terkait target sampai 2026 nantinya dengan OJK tetapi sebagaimana bahwa target ini disampaikan oleh ADK pasar modal di 2027 kami mencoba menangkap aspirasi itu, kami berharap target-target kami di 2026, sebagai contoh kapitalisasi pasar bisa mencapai 13.500 triliun dengan jumlah glacelor meningkat sebesar lebih dari 2 kali dari saat ini, sekarang untuk jumlah emiten juga diharapkan meningkat lebih dari 100% di tahun 2026,” ujarnya.
Dalam agenda RUPST tersebut juga menyetujui pengesahan laporan keuangan perseroan untuk tahun buku 2021. Hal ini terlihat pada akhir tahun 2021 yang ditutup oleh kinerja positif Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai posisi 6.581,5 atau naik 10,1% (yoy), setelah mengalami penurunan pada masa pandemi tahun 2020. Adapun total nilai kapitalisasi pasar saham pada akhir tahun 2021 tercatat sebesar Rp8.255,62 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 18,4 persen (yoy).
“Jadi ini mungkin indikator-indikator yang bisa kami harapkan, bisa kami penuhi laksanakan sesuai dengan roadmap target setiap tahunnya sampai dengan tahun 2026,“ tutur Iman.
Sementara dari segi likuiditas perdagangan efek saham, Rata-Rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) saham tahun 2021 juga mengalami kenaikan sebesar 45,2% (yoy) dengan nilai mencapai Rp13,4 triliun. Pada tahun 2021, rerata frekuensi perdagangan harian saham mengalami kenaikan sebesar 91,1% (yoy) menjadi 1,29 juta transaksi per hari.
Frekuensi perdagangan harian saham juga mampu menyentuh rekor tertinggi sepanjang sejarah BEI, yaitu 2.141.575 kali transaksi pada tanggal 9 Agustus 2021. Selain itu, rerata volume perdagangan harian Saham juga mengalami kenaikan sebesar 81,4% (yoy) menjadi 20,6 miliar saham per hari. Adapun pada tahun 2021, volume perdagangan harian saham menyentuh rekor tertinggi sepanjang sejarah BEI, yaitu 50.982.543.199 saham pada tanggal 9 November 2021.
Dari sisi Perusahaan Tercatat, aktivitas jumlah Pencatatan Efek Baru Saham masih bertumbuh secara positif, BEI mampu mencatatkan 54 Perusahaan Tercatat baru dengan fund raised mencapai Rp62,61 triliun yang merupakan nilai fund raised tertinggi sepanjang sejarah BEI. Hal ini menghantarkan jumlah Perusahaan Tercatat di BEI mencapai 766 Perusahaan Tercatat pada akhir tahun 2021.
Dari segi pengembangan investor, pada tahun 2021 total jumlah investor di pasar modal Indonesia mencapai 7,49 juta, atau mengalami pertumbuhan sebesar 93% (yoy). Sementara pada periode yang sama, investor saham telah mencapai 3,45 juta investor atau naik 103,6% (yoy).
Untuk terus menjaga momentum pertumbuhan pasar modal, BEI bersama OJK dan Self-Regulatory Organization (SRO) serta dukungan stakeholders, telah meluncurkan serangkaian inisiatif strategis pada tahun 2021. Dimulai dari Klasifikasi Industri Baru (IDX-IC), peluncuran Whistle Blowing System (WBS), enhancement Sistem Penyelenggaraan Pasar Alternatif (SPPA), peluncuran Daftar Efek dalam Pemantauan Khusus (Notasi Khusus “X”), hingga Penutupan Kode Broker dan Penyesuaian Mekanisme Perdagangan bersifat Ekuitas, serta berbagai aktivitas pengembangan lain yang telah dilaksanakan oleh BEI di tahun 2021. (*) Khoirifa