Jakarta – Harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) pada perdagangan Selasa 21 Juni 2021 berhasil melesat 2,16% atau 8 poin ke harga Rp378 per saham. Saham GOTO yang ditransaksikan 30,240 kali ini melibatkan sebanyak 22,90 juta saham dengan nilai perdagangan Rp847,14 miliar.
Sepanjang hari ini, saham GOTO bergerak dikisaran Rp362 -380 per saham. Investor asing terlihat melakukan aksi jual dengan nilai Rp32,2 miliar. Apabila dicermati, sepanjang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) harga saham GOTO sempat menyentuh angka tertingginya di posisi Rp404 per saham pada 15 Juni 2022. Sementara harga terendah di level Rp194 per saham pada 13 Mei 2022.
Pengamat pasar modal mencermati adanya kemungkinan pihak-pihak yang melakukan perdagangan semu pada saham GOTO, atau dikenal dengan istilah “goreng saham”, untuk mengkerek harga di tengah ramainya pembahasan potensi rugi anak perusahaan BUMN yang menyuntikkan dana ke Gojek.
Dugaan ini timbul setelah harga saham GoTo sempat naik 100% lebih dalam periode satu bulan sampai tanggal 14 Juni. Di saat yang sama nilai perdagangan harian saham GoTo tercatat sangat tinggi, sampai pernah mencapai ⅙ (seperenam) dari total nilai transaksi keseluruhan 750 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Head of Research Yuanta Sekuritas, Chandra Pasaribu, mengatakan bahwa secara jangka Panjang GoTo memiliki prospek bisnis yang bagus. Namun, seberapa bagusnya tergantung bagaimana manajemen dapat meningkatkan monetasi yang dapat dilakukan dari pendapatan perusahaan yang besar, walaupun sekarang ini perusahaan masih merugi.
Chandra mencermati pergerakan saham GOTO yang terjadi belakangan ini. Ia bahkan menuturkan bahwa kemungkinan ada pihak-pihak yang melakukan perdagangan semu pada saham GOTO.
Pasalnya, kata dia, tidak ada perbaikan fundamental signifikan yang mendasari kenaikan saham GOTO yang begitu besarnya.“Saat harga GoTo tertekan sampai di bawah Rp200, lalu naik sampai sempat lewat Rp 400, secara fundamental berubah tidak? Looks like it, kalo kita mau jujur,” ujar Chandra seperti dikutip Selasa, 21 Juni 2022.
Sebagai informasi, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) hingga kini masih merugi. Malah, pada tiga bulan pertama tahun 2022 ini perusahaan hasil perkawinan Gojek dan Tokopedia ini kerugian Gojek membengkak sebesar Rp6,47 triliun meroket 257,45% dari Rp1,81 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Padahal, berdasarkan laporan keuangan perseroan kepada Bursa Efek Indonesia pendapatan bersih perseroan hingga akhir Maret 2022 mengalami peningkatan sebesar 65,59% menjadi Rp1,49 triliun dari Rp904 miliar per Maret 2021.
Ternyata, kenaikan pendapatan juga diikuti oleh meningkatnya beban pokok pendapatan dari Rp693,15 miliar di kuartal I 2021 menjadi Rp1,221 triliun per Maret 2022. Kemudian, beban penjualan dan pemasaran mengalami peningkatan yang fantastis menjadi Rp3,3 triliun dari Rp431,49 miliar.
Selain itu, beban umum dan administrasi perusahaan juga melesat dari Rp697,33 miliar menjadi Rp2,58 triliun. Lalu, beban penyusutan dan amortisasi juga meningkat menjadi Rp761,46 miliar, sedangkan beban operasional dan pendukung naik menjadi Rp434,79 miliar dari sebelumnya Rp348,21 miliar.
“Kami akan terus mendorong inisiatif-inisiatif ini dan menggunakan keunggulan kompetitif yang ekosistem kami miliki. Dengan semakin longgarnya kegiatan masyarakat, peningkatan dan integrasi produk akan terus dilakukan untuk memastikan bahwa GoTo mampu terus melayani pertumbuhan kebutuhan dan jumlah pengguna kami di layanan on demand, e-commerce, dan financial technology,” kata Andre Soelistyo, CEO Grup GoTo. (*)