Jakarta – Perkembangan perekonomian Indonesia yang akan semakin ekspansif, turut memerlukan peningkatan kapasitas energi untuk memenuhi kebutuhan di masa depan. Namun kebutuhan tersebut tidak membuat Indonesia melupakan komitmen untuk aktif dalam upaya mitigasi emisi global, dalam rangka mengantisipasi perubahan iklim. Hal tersebut ditandai dengan upaya pemerintah mencapai komitmen meraih Net Zero Emission di 2060.
PT Semacom Integrated Tbk, (SEMA) melihat arah kebijakan pemerintah Indonesia, mencatat pencapaian proporsi energi baru terbarukan ditargetkan akan mampu mencapai 23 % dari total sumber energi pada 2025 mendatang. Dengan adanya inisiasi pemerintah untuk meningkatkan bauran energi terbarukan di dalam negeri, ditambah dukungan regulasi teknis, maka upaya mendorong pemenuhan energi baru terbarukan secara nasional akan lebih terbuka. Tentunya hal ini akan berdampak positif dan menjamin keberlangsungan bisnis perusahaan yang bergerak dalam teknologi kelistrikan.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, energi terbarukan surya menjadi urutan pertama dalam pemenuhan energi dengan potensi sebesar 207,8 Gigawatt (GW). Potensi tersebut menjadi bagian dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional 2015-2035, dimana kebutuhan energi listrik untuk industri pada tahun 2035 diproyeksikan akan mencapai 446.993 GWh.
Direktur Utama SEMA Rudi Intan mengatakan Hal ini merupakan ceruk yang tengah dibidik PT Semacom Integrated Tbk, yang memiliki prospek pasar yang semakin menjanjikan. Pengembangan bisnis perseroan pada produk panel surya yang telah teruji sejak tahun 2021 dengan inisiasi beberapa proyek PLTS, menjadi kekuatan yang semakin memperkuat perseroan dalam menghadapi persaingan dengan kompetitornya.
“Seiring dengan bertambahnya permintaan di dalam negeri, SEMA dapat memenuhi kebutuhan tersebut, di antaranya untuk suplai komponen inverter dan baterai. Selama ini, sumber bahan baku yang digunakan Perseroan berasal dari dalam negeri dan khusus untuk komponen lithium berasal dari luar negeri dan cukup tersedia di pasar. Untuk mendorong prospek bisnis kedepan, kami terus mendorong peningkatan fasilitas produksi Pabrik Perseroan yang dilengkapi dengan fasilitas produksi, CNC line, fasilitas uji coba (Dielectric Test & Secondary Injection), fasilitas R&D, serta gudang material dan barang hasil produksi,” ujarnya 30 Mei 2022.
Rudi menambahkan sebagai salah satu pionir dari manufaktur panel listrik berlisensi, Perseroan juga terus mempertahankan sejumlah sertifikasi dan partner teknologi dari sejumlah brand internasional seperti Siemens Technology Partner sejak 2009, the Hyundai Electric Business Partner sejak 2018 dan FiberHome Authorized FitOn Series Assembler sejak 2020. Tingkat harga dan volatilitas harga dari bahan baku Perseroan cukup terjaga dengan baik mengingat banyaknya alternatif sumber bahan baku Perseroan, selain itu pemesanan ke supplier dilakukan setelah mendapat konfirmasi order pelanggan.
PT Semacom Integrated Tbk dipastikan memiliki resolusi untuk memberikan pelayanan yang terbaik dalam bentuk produk maupun jasa, yang ekonomis dan reliable, untuk mempermudah penyelesaian proyek para pelanggan. Untuk mempertahankan kualitas produk, Perseroan telah memenuhi proses audit sebagai qualified manufacturer, dan sebagai salah satu syarat untuk mempertahankan sertifikasi ini, Perseroan setiap minimal 6 (enam) bulan sekali diaudit oleh Pemilik Brand/License. Dengan demikian, produk dan layanan dari Perseroan memiliki kualitas terjamin dan garansi penuh dari banyak brand internasional.
Maka tak heran jika laju pertumbuhan nilai buku perseroan terus berkembang. Ini tercermin dari perolehan laba komprehensif perusahaan pada periode tahun buku 2021 sebesar Rp19,75 miliar. Realisasi ini tumbuh 547 % atau setara penambahan Rp16,70 miliar, jika dibandingkan tahun 2020 yang hanya mencatat pembukaan laba komprehensif sebesar Rp3,05 miliar. Angka penjualan pada tahun 2021 tumbuh signifikan dari sebelumnya Rp82,89 miliar di tahun 2020 menjadi Rp198,21 miliar. Kemudian untuk aset perusahaan juga tumbuh 35 % year on year (yoy) menjadi Rp190,07 miliar dari sebelumnya Rp141,03 miliar.
Berbagai catatan keuntungan tersebut berpotensi semakin meningkat, mengingat pemerintah tengah serius dalam mendorong kesiapan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Indonesia yang kini tengah dikembangkan Perseroan. Dengan mengestimasikan biaya investasi pembangunan SPKLU level 2 sebesar US$ 4,300 dan target kebutuhan SPKLU yang telah diproyeksikan oleh PLN pada 2021-2025, maka terdapat potensi proyek minimum sebesar US$ 203 juta untuk perusahaan, di luar potensi dari pihak swasta. (*)