Jakarta – Banyaknya sebaran diaspora Indonesia yang berada di luar negeri membuka potensi market global yang besar untuk bisnis dan produk UMKM Indonesia. Salah satunya adalah usaha coffee shop Kopi Kalyan yang berada di prefektur Tokyo, Jepang.
Bisnis tempat ngopi tersebut dimiliki oleh diaspora pengusaha Indonesia yang berada di Tokyo, Jepang, Kenny Erawan Tjahyadi. Lokalisasi produk dikatakan Kenny menjadi strategi yang sangat penting untuk mengenalkan kopi Indonesia. Hal itu seperti menyesuaikan atau mengadaptasi desain, rasa, dan packaging produk supaya bisa sesuai dengan pasar Jepang.
“Kami juga melihat kesempatan ini di pandemi ini karena banyak perusahaan trading Jepang yang baru mulai menjual atau berhenti menjual kopi. Jadi, di situ kami lihat kesempatan untuk masuk ke pasar ini, kami mencoba mulai rambah ke retail atau b2b dan sebagainya,” jelasnya, Minggu, 1 Mei 2022.
Dalam mengembangkan usahanya, Kenny mendapatkan dukungan berbagai pihak, seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, yang memberikan masukan dan dukungan. Kenny juga mendapatkan dukungan dari kerja sama KBRI dan BNI yang mendukung ekspor kopi.
“Mereka kenal Indonesia dengan nasi goreng. Mereka ingin tahu seperti apa fried rice. Ada juga mereka pernah pergi wisata ke Bali dan mereka kangen dengan masakan Indonesia dan pernah mencoba juga di sini,” tambahnya.
Sementara diaspora pengusaha di Hong Kong, Sarinah mengisahkan, secara populasi negara tersebut tidak terlalu besar dan memiliki banyak PMI. Hal ini pun melahirkan berbagai peluang yang bisa digarap.
Sarinah merinci, masih banyak produk yang belum memperhatikan hal ini, sehingga Sarinah harus melakukan riset dan juga packing ulang. Untungnya, BNI ujar dia, cukup membantu dalam memperbesar usaha yang dijalankan Sarinah hingga saat ini.
“Pembiayaan kerja sama remitansi dan business matching sungguh membantu kami, belum lagi mencari produk Indonesia jadi lebih gampang. Selama ini sudah banyak yang sukses melakukan ini, jadi kami bisa memperbanyak jenis produk dan didistribusikan,” jelas Sarinah.
BNI melengkapi ekosistem bagi diaspora, yakni BNI XPora yang mendukung UMKM untuk menembus pasar ekspor. Kemudian, bagi pekerja migran Indonesia, BNI pun melakukan kerja sama dengan ketenagakerjaan agar bisa terjangkau.
Sementara itu, Direktur Treasury & International BNI Henry Panjaitan mengungkapkan layanan BNI Xpora akan menjadi engine untuk mendukung diaspora. BNI Xpora dinilainya menjadi sebuah solusi terintegrasi untuk mendorong kapasitas dan kapabilitas bisnis UMKM lewat edukasi, pendampingan, hingga konsultasi bisnis.
“Kita melakukan pengembangkan IT untuk mensuportnya. Karena kegitan ekspor impor harus memiliki kapasitas IT,” jelasnya.
Ia menuturkan, program Xpora dapat memberikan peluang UMKM di luar negeri.
Sekedar informasi, BNI menjadi salah satu bank yang memiliki jaringan luar negeri yang kuat, dengan kehadirannya di 6 negara. Besarnya jumlah diaspora asal Indonesia diharapkan bisa berkontribusi besar bagi perekonomian, baik dari aktivitas keuangan, investasi, hingga perdagangan. (*) Steven Widjaja