Jakarta – Setelah resmi tercatat sebagai perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 12 April 2022, PT Teladan Prima Agro Tbk (TLDN) berhasil membukukan kenaikan laba bersih disepanjang 2021 sebesar 129% menjadi Rp531,2 miliar, dengan capaian EBITDA yang meningkat sebesar 43% menjadi Rp1,3 triliun dibandingkan tahun sebelumnya.
Selain terjadinya peningkatan harga komoditas crude palm oil (CPO), selama tahun 2021 Perseroan mampu menjaga biaya produksi melalui berbagai inisiatif yang berfokus kepada efisiensi biaya serta mendukung kelancaran produksi. Meningkatnya kinerja keuangan tidak terlepas dari produktivitas tanaman Perseroan yang berada pada usia produktif, yakni rata-rata di umur 12 tahun.
Direktur Utama PT Teladan Prima Agro Tbk, Wishnu Wardhana mengatakan perseroan secara konsisten mampu menjaga kinerja keuangan yang tercermin dalam capaian laba operasi dan laba bersih yang meningkat dibandingkan tahun 2020. Capaian ini merupakan buah dari keberhasilan perusahaan dalam menjaga dan memastikan kinerja serta produktivitas yang prima, terutama selama masa pandemi Covid-19.
“Walau kami mengalami berbagai tantangan terutama terkait aktivitas panen dan perawatan, serta efek water deficit di tahun 2019 yang terlihat di tahun 2020 dan 2021, namun tim manajemen TLDN yang berbekal pengalaman lebih dari 18 tahun di industri kelapa sawit mampu meresponnya secara tepat,” ujarnya dikutip 22 April 2022.
Per 31 Desember 2021, total aset TLDN tercatat sebesar Rp4,6 triliun, dimana total kewajibannya turun 15,5% menjadi Rp 3,2 triliun dari tahun sebelumnya, dengan porsi penurunan terbesar ialah pada kewajiban jangka panjang kepada bank. Penurunan ini berdampak kepada turunnya beban keuangan dan sejalan dengan program Perseroan untuk membangun fleksibilitas pada neraca keuangan. Total ekuitas TLDN per 31 Desember 2021 sebesar Rp 1,4 triliun, dengan peningkatan berasal dari laba bersih yang dibukukan oleh Perseroan.
Harga jual rata-rata CPO dan Palm Kernel (PK) yang meningkat tentunya memberi pengaruh positif bagi Perseroan. Harga jual CPO meningkat hingga 27,2% dan harga jual PK mengalami peningkatan yang lebih signifikan hingga 72,9% dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan harga komoditas yang signifikan pada tahun 2021 berpengaruh langsung kepada performa pendapatan Perseroan dimana pendapatan dari penjualan CPO dan PK tercatat masing-masing sebesar Rp 2,7 triliun dan Rp 250 miliar atau meningkat 6,6% dan 30,8% dibandingkan tahun sebelumnya.
“Perseroan optimis akan terus berkembang di tahun 2022 karena umur tanaman mayoritas berada pada umur produktif sehingga mampu memberikan pertumbuhan produksi yang signifikan. Selain iklim yang kondusif selama tahun 2020 hingga 2021, praktik agronomi terbaik dan pemupukan yang optimal diharapkan menjadi faktor utama pendorong pertumbuhan produksi pada tahun 2022,” ucap Wishnu Wardhana. (*)