Jakarta–Kalangan dunia usaha berpendapat kegiatan dunia usaha pada kuartal pertama 2016 lebih baik ketimbang kuartal keempat 2015. Hal tersebut terungkap dari Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) kuartal pertama 2016 yang dirilis Bank Indonesia.
Survei yang melibatkan 2964 perusahaan di seluruh wilayah Indonesia itu mengungkap peningkatan kegiatan usaha terindikasi pada sebagian besar sektor, terutama sekor jasa-jasa dengan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) 2,96% dan sektor pengangkutan dan komunikasi dengan SBT 2,10%.
“Sektor yang meyumbang ekonomi yang utama adalah sektor jasa, kemudian pengangkutan, keuangan dan jasa perushaan, pertanian, kehutanan, perikanan. Sementara yang masih kontraksi adalah pertambangan, karena mungkin harga komoditas belum baik,” kata Kepala Departemen Statistik BI Hendy Sulistiowati dalam acara BI Bareng Media (BBM) di Jakarta, Senin, 11 April 2016.
Sektor lainnya yang masih mengalami kontraksi adalah sektor industri pengolahan, serta industri perdagangan, hotel dan restoran.
Peningkatan kinerja dunia usaha juga terindikasi dari kinerja keuangan yang membaik. Kondisi likuiditas dan rentabilitas dunia usaha pada triwulan I-2016 meningkat dibandingkan periode sebelumnya dengan SBT masing-masing sebesar 29,70% dan 28,99%. Sejalan dengan kondisi ini, dunia usaha berpendapat bahwa akses terhadap kredit perbankan lebih mudah dibandingkan triwulan sebelumnya (SBT 6,77%, naik dari 2,00% pada periode sebelumnya).
Sejalan dengan peningkatan kegiatan usaha, rata-rata kapasitas produksi terpakai pada triwulan I-2016 berada di level 75,75%, meningkat dibandingkan 75,23% pada triwulan sebelumnya. Peningkatan kapasitas produksi terutama terjadi pada sektor listrik, gas & air bersih yang secara rata-rata sebesar 83,98%, naik dari 80,88% pada triwulan IV-2015. (*)
Editor: Paulus Yoga
