Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatatkan masuknya aliran modal asing ke Indonesia atau capital inflow hingga minggu ketiga di Maret 2022 dengan total sebesar Rp8,23 triliun.
“Berdasarkan data transaksi 14-17 Maret 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp8,23 triliun,” jelas Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono pada keterangan tertulisnya, Jumat, 18 Maret 2022.
Lebih lanjut, Erwin menjelaskan, masuknya aliran modal asing paling besar datang dari aksi beli neto di pasar SBN sebesar Rp1,13 triliun dan beli neto di pasar saham sebesar Rp7,10 triliun.
Jika diakumulasikan, aliran modal asing sampai dengan 17 Maret 2022 year-to-date (ytd), terjadi transaksi nonresiden jual neto Rp23,44 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp21,31 triliun di pasar saham. Kemudian, Premi CDS Indonesia 5 tahun turun ke level 86,77 bps per 16 Maret 2022 dari 109,25 bps per 11 Maret 2022, sejalan meredanya sentimen risk off di pasar keuangan global.
Di sisi lain, BI juga melakukan Survei Pemantauan Harga hingga minggu ketiga Maret 2022, yang tetap terkendali dan menunjukkan inflasi 0,54% (mtm). Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Maret 2022 secara tahun kalender sebesar 1,10% (ytd), dan secara tahunan sebesar 2,54% (yoy).
Penyumbang utama inflasi Maret 2022 sampai dengan minggu III yaitu komoditas cabai merah sebesar 0,10% (mtm), telur ayam ras, emas perhiasan, dan bahan bakar rumah tangga (BBRT) masing-masing sebesar 0,05% (mtm), cabai rawit dan daging ayam ras masing-masing sebesar 0,04% (mtm), tempe, dan sabun detergen bubuk/cair masing-masing sebesar 0,03% (mtm)
Kemudian ada bawang merah, tahu mentah, jeruk, daging sapi, angkutan udara masing-masing sebesar 0,02% (mtm), serta bawang putih dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01% (mtm). Sementara itu, komoditas yang mengalami deflasi pada periode ini yaitu minyak goreng sebesar -0,06% (mtm) dan tomat sebesar -0,01% (mtm). (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra