Jakarta– The International Consortium Investigations Journalist (ICJI) menguak 2,6 terabita data terkait praktek perusahaan firma hukum yang berkantor pusat di Panama yaitu Mossack Fonsecca. Mossack Fonsecca diduga bekerjasama dengan beberapa bank global untuk menyembunyikan kekayaan puluhan ribu orang di dunia di negara-negara surga pajak.
Tak kurang dari 500 bank, anak usaha bank serta cabang bank tersangkut dengan kebocoran data yang disebut Panama Papers itu karena memilki klien perusahaan-perusahaan cangkang yang dimiliki para politisi, pengusaha, pelaku kriminal, atlet olahraga, hingga artis. Perbuatan itu diduga untuk menghindari pencatatan pajak di negara mereka atau untuk melakukan pencucian uang. Meskipun begitu bukan berarti nama-nama yang disebutkan dalam dokumen tersebut melakukan pelanggaran hukum.
Dari Indonesia, beberapa nama yang disebut dalam data Panama Papers antara lain Achmad Kalla Direktur Utama Bukaka, bos CT Corp Chairul Tanjung, Djan Faridz Ketua Partai Persatuan Pembangunan muktamar Jakarta, Erick Thohir bos Mahaka Grup, Erwin Aksa CEO Grup Bosowa, Presiden Direktur Adaro Energy Garibaldi Thohir, Mantan Menteri Perdagangan Gita Irawan Wirjawan dan istrinya Yasmin Stamboel Wirjawan, Pengamat Ekonomi Ichsanuddin Noorsy, teknokrat Ilham Akbar Habibie, Bos Lippo Grup James T Riady, serta ribuan nama lain tak hanya nama-nama individu namun juga nama-nama korporasi. Total ada 214.488 nama perusahaan offshore di doukmen Panama Papers. Ratusan ribu perusahaan itu terhubung dengan orang-orang dari 200 negara. Data yang bocor itu mencakup email, tabel keuangan, pasport dan catatan pendirian perusahaan, yang mengungkapkan identitas rahasia dari pemilik akun bank dan perusahaan di 21 wilayah/yuridiksi offshore, mulai dari Nevada, Singapura sampai British Virgin Islands. (*) Ria Martati
Editor : Apriyani K