Perlambatan Ekonomi Tiongkok Masih Diwaspadai

Perlambatan Ekonomi Tiongkok Masih Diwaspadai

Jakarta– Pertumbuhan dan prospek perekonomian Indonesia masih banyak terpengaruh faktor eksternal, terutama pada perkembangan ekonomi di Tiongkok.

Kepala Ekonom Mandiri Sekuritas, Leo Putra Rinaldy mengatakan, setiap satu persen pertumbuhan ekonomi Tiongkok akan berpengaruh 0,11% pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.

“Risiko terbesar Indonesia adalah China. Satu persen pertumbuhan ekonomi China maka akan berdampak pada 0,11% pertumbuhan ekonomi Indonesia,” kata Leo pada acara Macroeconomic Outlook Bank Mandiri, Selasa 5 April 2106.

Leo mengatakan, pertumbuhan ekonomi Tiongkok diperkirakan masih cenderung melambat. Menurutnya, belum ada sinyal-sinyal kuat yang mengisyaratkan pertumbuhan ekonomi negara tersebut melaju kencang.

Selain itu, cadangan devisa Tiongkok juga terus menurun, bahkan hampir mencapai batas bawah yang dipatok, yakni US$2,8 miliar. Cadangan devisa Tiongkok kini berada pada posisi US$3,2 miliar .

Dengan kondisi perekonomian Tiongkok yang masih berada pada tren melambat tersebut, maka dampak akan lebih terasa pada negara-negara Asia, termasuk Indonesia. Pasalnya, Tiongkok merupakan salah satu dari tiga besar negara tujuan ekspor bagi negara-negara Asia, seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina.

Berbeda dengan dampak yang ditimbulkan dari kebijakan suku bunga bank sentral AS Federal Reserve, maka dampak perekonomian Tiongkok terhadap perekonomian  negara-negara Asia lebih dalam. Leo menyebut, dampak kenaikan suku bunga The Fed akan terasa pada nilai tukar rupiah.

“Dampak dari AS kalau Fed Fund Rate lebih tinggi, efeknya langsung ke rupiah. Sementara itu, efek China adalah ke financial account dan current account,” jelas Leo. (*) Ria Martati

Editor : Apriyani K

Related Posts

News Update

Top News