Jakarta – Meski pandemi belum usai, Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat kinerja industri asuransi umum mampu menorehkan pertumbuhan positif, meski kenaikannya masih relatif rendah di sepanjang 2021 lalu.
Wakil Ketua Bidang Statistik, Riset & Analisa AAUI, Trinita Situmeang mengatakan, sepanjang tahun 2021, kinerja industri asuransi umum secara keseluruhan mampu mencatatkan pertumbuhan premi sebesar 1,7% atau dari Rp76,83 triliun pada 2020 menjadi Rp78,14 triliun.
“Premi dicatat secara keseluruhan 13 lini bisnis kita yang kita bagi berdasarkan ketentuan regulasi kita yaitu naik sebesar 1,7%. Yang naik antara lain di sektor properti yakni naik 6,8%, dan asuransi kendaraan bermotor naik 6.5%,” katanya secara daring, Kamis, 17 Maret 2022.
Dari total premi yang dicatatkan industri, tiga lini bisnis terbesar masih digenggam oleh lini asuransi properti dengan pangsa 28,6%, asuransi kendaraan bermotor 20,1%, dan asuransi kredit yang mengkontribusi 17,5% dari total premi.
“Premi asuransi umum per lini usaha, untuk asuransi properti masih mengkontribusi premi terbesar yaitu sebesar 28,6%, diikuti oleh asuransi kendaraan bermotor sebesar 20,1%. Selanjutnya asuransi kredit sebesar 17,5%, tahun lalu asuransi kredit industri sebesar 21,4%, jadi turun pangsa pasarnya untuk asuransi kredit. Sementara asuransi kendaraan naik pangsa pasarnya, demikian pula dengan properti,” ujar Trinita.
Dari tiga lini bisnis utama penopang pendapatan premi asuransi umum, hanya asuransi kredit yang mengalami kontraksi 16,7% atau dari Rp16,44 triliun pada 2020 menjadi Rp13,69 triliun di tahun 2021.
“Kalau kita lihat memang karena dibatasinya kredit, kemudian ada perbaikan-perbaikan kualitas kredit, dan langkah-langkah yang sudah dilakukan ini termasuk mitigasi risiko tentu kita harapkan di 2022 ini akan mendorong perbaikan performa dari asuransi kredit, baik dari sisi top line dan bottom line,” pungkasnya. (*) Bagus Kasanjanu
Editor: Rezkiana Nisaputra