Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) menargetkan kapitalisasi pasar hingga Rp1.000 triliun pada 2025. Untuk mewujudkannya, BRI mencanangkan sejumlah strategi komprehensif dari hulu ke hilir. Sejumlah strategi yang diterapkan meliputi pemanfaatan UMKM hingga kebijakan Environmental, Social, and Governance (ESG).
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan, secara nilai ekonomis, BRI menjadi bank yang sangat unik karena menjadikan segmen UMKM sebagai tulang punggung bisnisnya, termasuk di dalamnya usaha Ultra Mikro (UMi).
Pangsa pasar UMKM di Indonesia yang begitu besar terus dioptimalisasi oleh BRI sebagai komitmen Memberi Makna Indonesia. Data Kementerian Koperasi dan UKM RI pada 2019 menunjukkan 99,99% atau 65,46 juta pelaku usaha di Indonesia merupakan UMKM. Multiplier effect UMKM pun sangat kuat, tercermin dari serapan tenaga kerjanya yang menembus 119,5 juta tenaga kerja atau setara 96,92% dari total tenaga kerja Indonesia.
Di sisi lain, pada tataran global saat ini banyak investor yang melihat dan mempertimbangkan penerapan aspek ESG ketika berinvestasi. Oleh karena itu, pihaknya memastikan dalam berbagai program akan selalu menempatkan ESG sebagai salah satu key selling factor dan key operational factor.
“Kita sedang melakukan kajian di berbagai aspek operasi BRI bagaimana ESG bisa di adopsi secara menyeluruh baik dari sisi kredit, operasional maupun sosial. Saat ini, kapitalisasi pasar BRI mencapai Rp670 triliun dan kita mempunyai target dalam beberapa tahun ke depan insyaAllah kapitalisasi pasar bisa mendekati Rp1.000 triliun,” ujar Kartika, di Jakarta, belum lama ini.
Kartika melihat, BRI memiliki potensi besar menjadi leading global bank dalam implementasi ESG, khususnya mengenai social empowerment. Kemampuan BRI dalam memberdayakan sektor UMKM dan Ultra Mikro praktis menjadi nuansa baru yang dipamerkan pada investor global. Social empowerment bisa ditonjolkan BRI berkat inisiatifnya memimpin Holding Ultra Mikro bersama PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dan PT Pegadaian.
Holding Ultra Mikro akan terus mempertegas komitmennya untuk melayani 30 juta pelaku usaha ultra mikro yang hingga kini belum tersentuh layanan keuangan formal. Holding Ultra Mikro diharapkan dapat menjadi lembaga keuangan bagi seluruh pelaku usaha ultra mikro yang jumlahnya mencapai 45 juta.
Terkait ESG, Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan bahwa perseroan sudah mengambil ancang-ancang membentuk unit khusus yang fokus kepada pengelolaan prinsip-prinsip untuk menjaga keberlangsungan bisnis, lingkungan, dan kehidupan sosial.
Unit tersebut ditempatkan perseroan di bawah Direktur Kepatuhan. Sunarso pun menegaskan, soal penerapan prinsip ESG pihaknya masuk kategori first mover. Dan ke depan, BRI Group menatap optimis penerapan ESG untuk menjadi first runner dengan implementasi ESG se-Asia Tenggara.
“65,5% dari total kredit BRI atau setara dengan Rp617,8 triliun disalurkan kepada aktivitas bisnis yang berkelanjutan,” terang Sunarso. (*) Steven Widjaja