Jakarta – Hingga September 2021, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk, tercatat masih membukukan kerugian sebesar Rp11,58 triliun. Namun hal itu tidak menghalangi GoTo untuk memulai menawarkan saham perdana ke publik. Harga saham perdana perusahaan teknologi ini ditetapkan di kisaran Rp316 – Rp346 per lembar saham.
Dengan kisaran harga tersebut, aksi korporasi ini akan membuat GoTo mendapat suntikan dana sebanyak-banyaknya Rp17,99 triliun, dan sekurang-kurangnya Rp16,43 triliun.
Melansir laporan keuangan per September 2021, GoTo mencatatkan pendapatan bersih Rp3,4 triliun. Angka tersebut mengalami pertumbuhan dibandingkan Rp2,34 triliun pada September 2020. Namun kerugian yang tercatat sebesar Rp11,58 triliun, mengalami kenaikan ketimbang Rp10,43 triliun di periode sama tahun sebelumnya.
Adapun dalam prospektus initial public offering (IPO), GoTo akan melepas 52 miliar lembar saham senilai Rp1. Jumlah tersebut setara 4,35% saham yang disetor dan ditempatkan penuh.
Andre Soelistyo, Direktur Utama GoTo mengatakan, hingga September 2021, GoTo memang masih mencatatkan adjusted EBITDA yang negatif. Hal itu disebabkan bisnis perusahaan yang masih mempunyai potensi pertumbuhan yang tinggi, sehingga GoTo terus melakukan inovasi produk, memperluas jaringan, dan melakukan kegiatan marketing dan promosi untuk memperluas cakupan pasar.
“Hal ini menyebabkna perusahaan masih mencatatkan adjusted EBITDA yang negatif. Namun yang perlu ditekankan di sini adalah keberhasilan kami untuk terus meningkatkan efisiensi biaya secara konsisten, dan di saat yang sama menjaga pertumbuhan GTV dan pendapatan yang baik. Hal ini dapat dilihat dari adjusted EBITDA sebagai presentasi pendapatan bruto yang telah membaik dari tahun 2018 sampai 9 bulan pertama 2021,” papar Andre, Selasa, 15 Maret 2022. (*) Ari Astriawan