Tingkat Keterisian RS Harus Dibatasi Agar Layanan Kesehatan Optimal

Tingkat Keterisian RS Harus Dibatasi Agar Layanan Kesehatan Optimal

Jakarta – Angka keterisian rumah sakit saat ini tidaklah sebesar angka keterisian rumah sakit saat masa varian Delta. Keterisian rumah sakit saat ini hanya 30%. Hal ini menurut Juru Bicara Program Vaksinasi Nasional Siti Nadia Tarmizi, adalah kondisi yang memang sepatutnya dipertahankan bila ingin mendapatkan pelayanan optimal dari rumah sakit.

Ia menjelaskan, tingkat keterisian rumah sakit yang membludak hanya akan menghambat optimalisasi dan produktivitas pelayanan rumah sakit terhadap pasien Covid-19. Maka dari itu, metode tracing dan testing perlu berada di garda depan.

“Maka ketika seseorang tau ada gejala kena langsung tes, dan kurangi aktivitas, lakukan isolasi, dan lainnya. Jadi, kembali lagi ke tracing dan testing. Ini bukan hanya untuk individu, tapi juga membatasi jumlah kematian,” ucap wanita yang akrab disapa Nadia ini, pada sebuah webinar, Kamis, 24 Februari 2022.

Menurutnya, intervensi dari hulu ke hilir dalam rangka penanganan pandemi sangat diperlukan. Ia menjelaskan, bila ada yang merasakan gejala, bisa langsung konsultasi dulu dengan layanan telemedicine terkait arahan penanganan selanjutnya.

Namun, menurut mantan Direktur Departemen Komunikasi WHO Asia Tenggara, Tjandra Yoga Aditama, pasien bergejala ringan yang terlihat memiliki potensi menjadi gejala berat, dapat dirawat di rumah sakit. Hal ini, ia katakan, juga untuk menekan potensi kematian pada pasien Covid-19.

“Kalau bisa sekarang ini, kalau ada pasien yang gejala ringan tapi ada potensi jadi gejala berat, bisa segera dirawat di rumah sakit, agar dapat mengecilkan potensi meninggal pasien Omicron. Nanti misal gejalanya sudah membaik, baru boleh pulang ke rumah,” terangnya. (*) Steven Widjaja

Related Posts

News Update

Top News