Jakarta–Bank Indonesia (BI) mengumumkan Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia pada triwulan IV-2015 meningkat dengan kewajiban bersih sebesar US$380,7 miliar (44,2% PDB), atau naik US$32,7 miliar (9,4%) dibandingkan posisi net kewajiban pada akhir triwulan III-2015 yang sebesar US$348 miliar (40,1% PDB).
Seperti dikutip dari laman BI, di Jakarta, Kamis, 31 Maret 2016 menyebutkan, peningkatan kewajiban bersih PII Indonesia tersebut dipengaruhi oleh kenaikan Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN) yang lebih besar dibandingkan dengan kenaikan Aset Finansial Luar Negeri (AFLN).
Sementara posisi AFLN Indonesia pada akhir triwulan IV-2015 mengalami kenaikan hingga US$3,2 miliar (1,6% secara kuartalan atau qtq) menjadi US$211,8 miliar. Kenaikan tersebut terutama dipengaruhi oleh peningkatan posisi cadangan devisa.
Kenaikan AFLN lebih lanjut tertahan oleh menurunnya transaksi investasi portofolio dan investasi lainnya di sisi aset serta revaluasi negatif antara lain akibat penguatan Dolar AS terhadap beberapa mata uang utama dunia lainnya dan penurunan harga beberapa obligasi benchmark yang menjadi AFLN milik residen.
Sedangkan posisi KFLN Indonesia pada akhir triwulan IV-2015 meningkat sebesar USD35,9 miliar (6,4% qtq) menjadi US$592,5 miliar. Peningkatan kewajiban tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya transaksi investasi portofolio sisi kewajiban berupa arus masuk modal asing pada obligasi pemerintah, termasuk dari hasil penerbitan global bond pada Desember 2015.
Selain itu, transaksi kewajiban finansial lainnya berupa investasi langsung dan investasi lainnya turut mengalami peningkatan. Kenaikan posisi KFLN juga dipengaruhi oleh faktor revaluasi positif atas instrumen investasi berdenominasi Rupiah sejalan dengan kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan penguatan Rupiah terhadap Dolar AS.
Peningkatan ini juga sejalan dengan transaksi modal dan finansial yang mengalami surplus dalam rangka pembiayaan defisit transaksi berjalan di Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan IV-2015, seiring dengan meredanya ketidakpastian global dan meningkatnya optimisme atas prospek perekonomian Indonesia.
Menurut BI, perkembangan PII Indonesia sampai dengan triwulan IV-2015 masih cukup sehat. Namun demikian, pihaknya terus mewaspadai risiko kewajiban bersih PII terhadap perekonomian. Ke depan, BI yakin kinerja PII Indonesia akan semakin sehat sejalan dengan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial yang ditempuh Bank Indonesia. (*)
Editor: Paulus Yoga