Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja merilis data neraca perdagangan Indonesia yang menunjukkan surplus hingga US$1,02 miliar. Hal ini didorong kinerja ekspor yang masih lebih tinggi dibandingkan impor pada Desember 2021.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu mengungkapkan, tren surplus neraca perdagangan sudah bertahan selama 20 bulan berturut-turut. Hal ini tidak lepas dari dukungan pemerintah yang mendorong kinerja ekspor impor Indonesia.
“Kinerja ekspor dan impor Indonesia tahun 2021, memang semakin membaik seiring dengan dukungan pemerintah untuk terus meningkatkan nilai tambah produk ekspor melalui hilirisasi komoditas berbasis sumber daya alam (SDA),” terang Febrio pada keterangannya, 17 Januari 2022.
Lebih jauh, ia menilai aktivitas ekonomi global dan domestik yang membaik serta harga komoditas global yang masih relatif tinggi, juga turut menyumbang perbaikan kinerja neraca perdagangan. Ia berharap tren baik ini bisa terus dipertahankan demi pemulihan ekonomi yang lebih cepat.
Meskipun demikian, Febrio menekankan persaingan daya saing serta dinamika perekonomian global dan domestik perlu tetap diwaspadai. Faktor-faktor ini bisa saja mempengaruhi kinerja neraca perdagangan ke depan.
Sebagai informasi, nilai ekspor Indonesia pada Desember 2021 mencapai US$22,38 miliar. Sedangkan nilai impor Indonesia mencapai US$21,36 miliar dan menyebabkan neraca perdagangan RI kembali surplus US$1,02 miliar. (*)