Jakarta – Seiring dengan transformasi digital yang dilakukan industri keuangan, risiko serangan siber juga ikut meningkat. Presiden Direktur CIMB Niaga Finance, Ristiawan Suherman mengatakan, pihaknya menerapkan dua hal untuk memitigasi risiko cyber crime.
“Terkait cyber crime, bagaimana bisa kita mitigasi, pertama di CIMB Niaga Finance kita membentuk satu divisi yang fokus terhadap IT security yang ada bagiannya sendiri,” ujarnya dalam seminar “Digital Economic in Collaboration: The Importance of Cyber Security To Protect Financial Sector in The New Age” yang digelar The Finance, Senin, 29 November 2021.
Kemudian, lanjutnya, produk yang sudah dan belum diluncurkan, berbagai macam sistemnya sudah didevelop secara internal. “Kedua, di berbagai macam sistem kita develop internal teknologi bagi produk yang sudah kita luncurkan dan belum kita luncurkan. Jadi kita set up yang namanya digital agile team,” kata Ristiawan.
Ke depannya, ia mengungkapkan jika CIMB Niaga Finance sudah siap menjadi sebuah multifinance digital, yang tentunya dengan persetujuan OJK. “Karena infrastruktur kita sudah siap, kita sudah punya digital customer service, penjualan unit kita bisa dilakukan secar online, kredit assesment secara online, BPKB sudah kira sentralisasi di Jakarta,” ungkap dia.
Sebagai informasi, merujuk laporan keuangan publikasi CIMB Niaga Finance, per 2020 jumlah pembiayaan barunya naik 5,11% secara tahunan menjadi Rp3,75 triliun. Laba bersihnya juga meningkat 2,63% menjadi Rp224,81 miliar. (*) Bagus Kasanjanu